Just another free Blogger theme

Sabtu, 06 April 2024

 Pilihan kata. Inilah hal penting yang perlu dimiliki oleh seorang pembicara, penutur, guru, ustad, atau orangtua. Kemampuan ini, bukan saja bermanfaat bagi si penuturnya, tetapi juga bermanfaat dalam menjaga kerukunan di tengah keluarga dan masyarakat.



Ah, rasanya, kalimat seperti itu, sangat biasa, dan sudah basi. Tetapi, akan menjadi menarik rasanya, bila kita mengingat sebuah contoh.

Selasa, 02 April 2024

Emang sulit, berdiskusi dengan orang yang berpikiran rumit. Atau mungkin juga, kerana kemampuanku inilah, yang tidak mampu menangkap maksud dan tujuan, serta pesan yang disampaikan orang lain, sehingga, diri ini tidak mampu menangkap pesan yang disampaikannya. Malahan, pada ujungnya, kemudian mengambil kesimpulan, bahwa lawan bicara itu, berpikiran rumit !


Padahal selama ini, saya sendiri berpendapat bahwa yang paling sulit, yaitu berpikiran rumit. Berpikir rumit itu sulit. Harus nyambung sana, ngait situ, nyentuh ini, nyenggol sona, dan lain sebagainya. Sulit dilakukan, dan tidak mudah dipahami oleh banyak orang, atau lawan bicara. 

Minggu, 31 Maret 2024

"luar biasa".  Ungkapan ini, rasanya perlu disampaikan. Sebuah pengakuan dari diri sendiri, terhadap seseorang yang selama ini, dianggap biasa saja. Membaca al-Qur'an tidak istimewa, penampilan standar, gaya hidup sederhana, dan pekerjaan tidak menggiurkan  banyak orang. Kehidupan sehari-harinya, normal, sama dengan yang lain, pada umumnya.


Lantas, mengapa, saya harus mengatakan luar biasa ? 

Inilah soalannya.

Selama ini. Orang yang tampil di mimbar keagamaan, khususnya khutbah tarawih itu adalah ustadz, atau yang dianggap ustadz, atau yang dipaksa seperti ustadz. Apapun istilahnya, orang yang tampil di mimbar itu, pastinya adalah orang yang dipersepsi sejumlah orang sebagai orang yang mampu berbicara masalah agama, dan keagamaan, serta pandangannya patut untuk didengarkan.

Jumat, 29 Maret 2024

Tampak percaya diri dan gagah. Tampil di atas podium. Anak dibawah usia, masih sekolah. Seorang siswa disebuah madrasah. Berdiri di podium, dan memaparkan pandangannya mengenai salah satu ayat yang ada dalam kitab suci Al-Qur'an. 



Penampilan yang menarik, dan penuh rasa percaya diri, menarasikan makna pada penggalan kalimat pertama. "bertaqwalah sekuat kemampuanmu..". Kemudian, sang penutur memberikan penjelasan tegas, tentan pentingnya ibadah semampumu, bukan semaumu.

Senin, 25 Maret 2024

Masih jarang, orang mencoba melakukan analisis feminis terhadap kegiatan atau kelakuan umat Islam di masa ramadhan. Entahlah, apakah karena fenomena ini kurang menarik, atau kita masih abai terhadap fenomena sosial yang terkait denagn gejala sosial ini. Padahal, fenomena sosial ini cukup memberikan inspirasi untuk memahami kelakuan sosial masyarakat, khususnya dalam perspektif Geografi Agama. 


Ya, sekali lagi, kita akan mencoba melakukan pengamatan terhadap kelakuan masyarakat Islam di sekitar kita (eh... di sekitar penulis maksudnya). Pisau amatan kita, yaitu menggunakan sudut pandang kefeminisan dalam kajian Geografi Agama.

Sabtu, 23 Maret 2024

Ramadhan masih terus berjalan. Setiap muslim, masih tetap teguh, konsisten atau komitmen untuk menjalani ibadah shaum di bulan Suci Ramadhan tahun ini. Setidaknya, itulah yang kita rasakan, di anggota  keluarga kita.

O, iya, mungkin, ada satu atau dua orang yang sudah mulai berguguran. Berguguran dalam pengertian karena hukum alam, atau seleksi alam. Di sebut hukum alam, karena kaum ibu atau perempuan ada yang menjalani siklus biologis bulanannya, menstruasi, yang  menjadi alasan-hukum untuk tidak menjalani shaum Ramadhan. Sementara, ada pula yang sebagian lagi, karena seleksi alam. Mulai lesu, lemah, dan atau tidak bergairah lagi dalam mengisi ramadhan, sehingga banyak yang bocor di tengah jalan.

Kamis, 21 Maret 2024

 Hal menarik yang perlu dikaji dan dicermati bersama, Ramadhan mengajarkan kepada kita mengenai perubahan perilaku. Tidak berlebihan, bila kemudian ada yang menyebutnya sebagai bulan belajar atau bulan pendidikan (syahru tarbiyah).

Proses pembelajaran yang terjadi itu, diantaranya adalah melakukan perubahan pola hidup. Untuk sekedar batasan-masalah, yang dimaksud dengan pola hidup adalah perilaku seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Misalnya, pola makan, pola tidur, pola belajar dan  lain sebagainya. Dengan kata lain, pola hidup itu lebih mengacu pada teknik atau cara seseorang dalam mengatur waktu hidup hariannya.


Sudah tentu. Kita akan bisa melihat kenampakkan sosial yang unik. Pola hidup ini, dijalani secara berbeda, antara satu orang dengan orang lainnya, antara hari lalu dengan hari-hari di bulan Ramadhan.  Seseorang yang terbiasa memiliki pola makan 3 kali sehari, kini diubah polanya menjadi dua kali sehari. Pola makan itu pun, kemudian waktu makannya pun diubah, menjadi waktu sahur dan buka.  Hal serupa itu, masuk dalam kategori perubaha pola hidup.