Saya termasuk orang yang sering mendengar keluhan anak, "pak, banyak PR.." ungkapnya. Keluhan ini, bukan sekali, dan juga bukan hanya dari satu orang siswa. Cukup banyak yang mengeluhkan beban berat belajar yang harus dikerjakannya di rumah. Lantas, apa yang bisa kita lakukan, untuk mensiasati hal ini ? salah satu diantaranya adalah menerapkan model CLIL (Content and Language Integrated Learning). Makhluk apakah ini ?
Pada kesempatan lain, mata ini terbelalak ke sebuah tulisan di belakang bangku siswa. Tulisannya jelas terpampang dalam majalah dinding atau biasa disebut "mading" kelas. Terbelalak bukan karena bentuk huruf atau besarnya huruf, namun keberanian anak untuk mengemukakan unek-uneknya secara terbuka. Di tuturkan dalam format prosa, tertuang dialog khusus antara peserta didik dan guru.
Seorang guru, menegur anak yang lagi tidur di kelas. "Ini, bukan rumah. Masa tidur di kelas..."
Komentar itu, kemudian dijawab oleh sang anak, "Iya bu, rumah pun bukan sekolah, masa pekerjaan di bawah ke rumah.."
Ini masalah klasik, dan terus berulang. Terlalu banyak PR, banyak tugas, dan lain sebagainya. Kami tidak ingin mengatakan bahwa anak-anak kita manja dan malas belajar, sehingga mengeluhkan hal tersebut. Dalam pikiran kami saat ini, keluhan itu harus dijawab dengan cerdik. Salah satu diantaranya, adalah dengan mengembangkan model pembelajaran CLIL.
Yakin, sebelum tulisan ini diunggah di sini, diantara kita sudah pernah ada yang mengenal atau mendalami model pembelajaran yang satu ini. Tetapi, untuk jadi bahan pembanding, khusunya bagi kita yang mengampu mapel Geografi, rasanya perlu untuk di kemukakan di sini.
Dalam wacana itu, disampaikan bahwa proses pembelajaran bisa menggabungkan antara materi dengan pembelajaran bahasa. Misalnya, bahasa Inggris sebagai pengantarnya, dan materi ajarnya adalah pelajaran geografi.
Dalam konteks ini, seorang tenaga pendidik perlu membedakan antara materi-pendukung pembelajaran, dan materi inti. Pada materi inti (content-obligatory language), kewenangannya ada pada guru pelajaran. Sementara selain itu, bahasa komunikasinya akan memperkaya untuk pendalaman materi-penjelas (content-compatible language).
Sekedar contoh, delta adalah konsep kunci geografi (content-obligatory language), sedangkan menjelaskan lokasi, keadaan air, kebersihannya, dan keadaan lingkungan alam atau sejenisnya bisa dijelaskan dengan paparan yang kaya dari sisi pembahasaan (content-compatible language).
Dengan model seperti ini, seseorang bisa belajar bahasa asing sekaligus juga belajar disiplin ilmu tertentu. Di dunia maya ini, ada banyak contoh penereapan CLIL, misalnya dalam pelajaran sejarah, atau geografi.
0 comments:
Posting Komentar