Just another free Blogger theme

Minggu, 26 Maret 2023

Jangan kaget, dan tidak boleh atau tidak perlu iri. Bila kemudian, di hari ini, kita bisa menemukan ada orang yang terpelajar tanpa sekolah, atau pintar tanpa ijazah. Sekali lagi, gejala seperti ini, bukan lagi sesuatu yang baru dan tidak perlu banyak dipermasalahkan.


Anak-anak kita saat ini, dapat belajar dari ragam sumber. Tidak hanya dari guru. Guru bukan satu-satunya sumber belajar. Dan sekolah, bukan satu-satunya tempat mencari pengetahuan atau keterampilan. Anak-anak muda saat ini, sudah biasa dan menemukan alternatif sumber belajar dan alternatif tempat belajar. Alternatifnya itulah yang kini disebut dunia-maya (virtual world). 

Jumat, 24 Maret 2023

Hari ini, Ramadhan sudah menjadi hari ketiga. Tidak ada yang baru, dalam kegiatan rutin ramadhan.  Mulai sahur, ibadah harian, shaum, mnenunggu buka, buka, tarawih dan istirahat lagi. Semua itu dilakukan di setiap harinya. Sekali lagi, tidak ada yang aneh, dalam kegiatan harian ramadhan kali ini.


Andaipun ada yang disebut baru, yakni jika ada pertanyaan lawas yang belum terungkap semua. Atau, sudah diajukan, namun tanggapannya belum memuaskan dahaga ketidakmengertian selama ini.
Seperti yang terjadi saat ini...

Kamis, 23 Maret 2023

Lha.....kok bercie-cie....? bukankah, saat kita merasakan atau melihat bahwa harapan itu hampir sirna, akan membuat kita sedih ?

lha ...kok bercie..cie...? normalkah jiwa kita, bila dihadapkan pada satu kondisi, dimana sebuah harapan tampak sedikit memudar ?


tentu, hanya orang normal, yang akan memberikan tanggapan tepat terhadap situasi dan kondisi. Yakin, hanya mereka yang sudah paham, maksud dan maknanya, yang mampu mampu memberikan komentar tepat terhadap tanggapan itu. Sementara, bagi mereka yang terbiasa dengan kata-kata, atau hanya melihat dari jarak jauh, maka akan menunjukkan keheranan, bila ada seseorang bercie-cie, disaat harapannya hampir musnah !

Rabu, 22 Maret 2023

Harap-harap cemas. Itulah yang dirasakan. Dalam seminggu terakhir. Hanya perasaan ini yang muncul, dan merasuki seluruh nadi diri ini. Harapan yang membuncah dalam jiwa, berbunga dan mekar sepanjang hari, terselimuti bahkan kadang terhimpit oleh sebuah kecemasan. Kecemasan karena ketidakpastian.



Demikian pula dengan hari pertama ini. Hari pertama Ramadhan. Harap dan cemas ini, muncul, berkembang dan turut pula hadir.

Kamis, 16 Maret 2023

Ramai. Membicarakan kata "maneh", sebenarnya, tidak ada yang unik, jika dikaitkan dengan makna  kata. Karena kata 'maneh", memiliki makna yang baik, atau setidaknya, standar. Karena itu, tidak mengherankan, jika "maneh" ngomongin kata "maneh".  

lho kkok bisa !


Merujuk pada kamus Bahasa Sunda, kata "maneh", artinya "kamu". Tidak ada yang aneh kan ? kamu di mana ? bapak kamu di mana ? orangtua mu di mana ? seperti itu, tidak ada yang aneh. Kalau kata "kamu" diganti dengan 'maneh", maka sejatinya tidak ada yang unik dalam kata-kata tersebut.

Jumat, 10 Maret 2023

Tetaplah berdoa. Sebuah ungkapan, yang sarat dengan nilai teologis. Sifatnya normatif Hanya mereka yang  beragama, yang akan tersentuh, dan atau merasa dikuatkan pemahaman dan keyakinannya dengan kalimat serupa itu. Orang-orang yang dekat dengan agama, atau berhasrat akan nilai-nilai spiritual tinggi, akan tergugah dengan ucapan, "tetaplah berdoa', atau "jangan lelah berdoa". 

Bagi mereka yang agak abai dengan kosa kata agama, atau malah mungkin jauh, dari agama, akan sedikit tak menghiraukan ucapan itu. Bagi mereka, kata-kata serupa itu, dianggapnya sebagai sebuah kata-kata kosong, bila tidak dibarengi dengan aksi. Aksi nyata, adalah kunci dalam memahami dan mewujudkan sesuai yang diharapkan. 

Benarkah demikian adanya ?

Rasanya, akan menjadi aneh. Jika kalangan rasional, atau manusia yang mengaku modern, tidak mengakui keberadaan doa, sebagai bagian dari dinamika-batin atau amalan hati manusia. Tulisan ini, meyakini bahwa doa, adalah gejolak batin yang tidak bisa dipisahkan dari peradaban dan keadaban manusia.

Pertama, jika doa diartikan sebagai sebuah harapan, maka mungkinkah manusia tidak pernah memiliki harapan, dan tidak pernah mengajukan harapan ? apapun atau siapapun subjek penggantungannya, adakah manusia yang tidak memiliki harapan ?  


Tak terbantahkan. Manusia adalah hewan-yang-berpengharapan. Manusia adalah hewan yang dipenuhi dengan hasrat. Manusia adalah hewan yang memiliki cita dan impian. Bukti atau indikasi nyata dari karakter ini, yakni mewujudkan cita, hasrat, pengharapan, dan impian itu, adalah dalam bentuk ungkapan doa. 

Minggu, 05 Maret 2023

Apakah melatih mental dan sikap diri, bisa dilakuka dengan cara merefleksikannya dalam sebuah tulisan ? sedikit ragu. Tetapi, tidak bisa tidak, harus ada yang mencoba untuk melakukan dan membuktikannya. Artinya, apakah dengan merefleksikan pengalaman subjektif, ke dalam bentuk tulisan, kemudian dapat mempengaruhi diri kita, dan kepribadian kita, sehingga menjadi lebih baik ?


Iya, betul... ini adalah sebuah pengalaman.

Dalam 24 jam ini. Saya merasa terpancing emosi, untuk kesekian kalinya. terpancing, emosi. Atau, istilah lainnya, adalah sensi. Dalam 24 jam terakhir ini, saya merasa sangat sensitif, eh, sensisitif. Istilah sensitif saja sudah peka, apalagi dengan menggunakan kata "sangat", terbayangkan masalahnya ?

Sabtu, 04 Maret 2023

Aku bicara berjuta kata, namun kau tetap diam seribu basa. Keringat bercucuran derat, menghujani lantai, namun kau tetap tak bergeming. Kesal sudah yang kini kurasakan. Detik-detik waktu berjatuhan, namun sekali lagi, kau tetap tak bergeming.


Mager. Kata anak muda tahun-tahun ini. Malas gerak. Jangankan untuk menggerakkan rasa, sepotong katapun tak ada. Berondongan tanya dan ketidakmengertian, hanya dijawab oleh sembabnya mata, yang menandakan kau tak terima dengan kenyataan ini.

Jumat, 03 Maret 2023

Apakah kita sudah bisa merasa ikhlas ? memangnya, apa yang disebut ikhlas ? saat, sejarah awal menunjukkan bahwa hak kita sudah tampak terbuka, tetapi kemudian ada halang rintang yang besar, atau mungkin juga dapat disebut kecil, lantas kita mundur, dan ternyata orang lain yang menggantikan kita berhasil meraih cita-cita, apakah kita masih bisa menunjukkan sikap ikhlas ?



kadang ingin bertanya pada Tuhan, mengapa tidak ada keberanian dalam diri ini, seperti halnya orang lain yang memiliki keberanian, dalam meraih cita dan harapannya ?