Just another free Blogger theme

Rabu, 22 Maret 2023

Harap-harap cemas. Itulah yang dirasakan. Dalam seminggu terakhir. Hanya perasaan ini yang muncul, dan merasuki seluruh nadi diri ini. Harapan yang membuncah dalam jiwa, berbunga dan mekar sepanjang hari, terselimuti bahkan kadang terhimpit oleh sebuah kecemasan. Kecemasan karena ketidakpastian.



Demikian pula dengan hari pertama ini. Hari pertama Ramadhan. Harap dan cemas ini, muncul, berkembang dan turut pula hadir.

Sudah cukup banyak orang, yang memberikan penjelasan bahwa kita bisa bertahan hidup sampai saat ini, karena masih ada harapan. Ketiadaan harapan, akan menjadi penyebab awal kehancuran dan kemusnahan. Sementara, karena adanya harapan dalam jiwa inilah, maka kemudian kita masih bisa bertahan hingga saat ini. Sekecil apapun harapan itu, dengan modal itulah, kemudian kita bisa bertahan dan tumbuhkembang seperti saat ini.

lha, apa yang sih disebut harapan, dan apa yang diharapkan ? Dalam konteks ini, kita menemukan ada tiga makna harap atau harapan.

Pertama, harap dan harapan diartikan sebagai sebuah hasrat supaya sesuatu bisa terwujud. 

Harap atau harapan, adalah sebuah gerak jiwa yang mendamba sesuatu terjadi. harap dan harapan ini, bernuansa positif atau afirmatif, yakni dambaan untuk hadir sebagaimana yang diinginkan, dari sesuatu yang diharapkan. Harapan atau hope adalah hasrat jiwa untuk melihat sesuatu menjadi sebuah kenyataan atau mewujudkan. "saya berhadap dia bahagia.." Dalam ungkapan itu, ada keinginan, semoga kebahagiaan bisa hadir dan tumbuh dalam kehidupannya.

Harap dan harapanpun adalah sebuah energi atau kegairan, atau semangat untuk bisa menghadirkan sesuatu sebagaimana yang didambakan di hari-hari mendatang. Dalam jiwa yang ada harap, hadir rasa bahagia, terkait dengan sesuatu hal yang diduga akan datang.

Kedua, harap atau harapan pun, sebuah hasrat untuk tidak mewujudnya sesuatu yang tidak diinginkan. "Saya berharap, tidak hujan.." adalah sebuah contoh kecil penggunaan harap dalam konteks menolak sebuah kejadian. 

Harap dan harapan ini, merupakan bentuk penolakan (negasi) terhadap kemungkinan terjadinya sebah kenyataan. Walaupun mungkin, peristiwa dan kenyataan itu tidak bersifat negatif, namun dia melakukan penolakan terhadap mewujudkan kenyataan itu. Hujan bukan sesuatu yang negatif, tetapi harapan tidak hujan adalah sebuah harapannya. 

Terakhir, harap atau harapan adalah sebuah jeda. Jeda antara negatif dan positif.  Karena itu, harapan adalah sebuah penantian. Harapan hadir dalam diri seseorang, karena menanti sesuatu untuk datang. Datang menghampirinya. Penantian terhadap sesuatu yang diinginkan selama ini.

Harapan adalah jeda, antara keinginan dengan kepastian. Tiada yang disebut harapan, bila tidak ada keinginan. Dan tidak ada harapan, bila sudah ada kepastian. Ketidakpastian, bukanlah sebuah harapan. Justru karena ada jeda antara kepastian dan ketidakpastian mewujudnya sebuah keinginan, maka itulah yang disebut dengan harapan.

"saya harap, dia datang.." contoh sederhana dari adanya jeda psikologis, antara keinginan dengan kepastian. Nilai kepastian itu, bisa mengandung dua makna, pasti datang, atau pasti tidak datangnya.  Karena nilai kepastiannya yang belum mewujud, sementara harapannya masih hadir dalam jiwa, maka disitulah yang disebut dengan hadirnya sebuah harapan.

Pada saat inilah, kecemasan bisa terjadi. Di jeda antara hadirnya keputusan diterima atau ditolak, terjadi atau tidakterjadinya sebuah keinginan, akan melahirkan sebuah kecemasan. Karena itu, Cemas adalah kecenderungan pikiran bahwa harapannya tidak terwujud.

 

 

Categories: ,


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 comments:

Posting Komentar