Hari ini, Ramadhan sudah menjadi hari ketiga. Tidak ada yang baru, dalam kegiatan rutin ramadhan. Mulai sahur, ibadah harian, shaum, mnenunggu buka, buka, tarawih dan istirahat lagi. Semua itu dilakukan di setiap harinya. Sekali lagi, tidak ada yang aneh, dalam kegiatan harian ramadhan kali ini.
Andaipun ada yang disebut baru, yakni jika ada pertanyaan lawas yang belum terungkap semua. Atau, sudah diajukan, namun tanggapannya belum memuaskan dahaga ketidakmengertian selama ini.
Apa makna Ramadhan bagi kamu? sebuah pertanyaan klasik, yang sering muncul dan muncul lagi. Saya sendiri, pernah memberikan tanggapan, tetapi tanggapan-tanggapan itu, masih saja belum memuaskan hasrat bertanya ini, sehingga pertanyaan itu, muncul lagi dan hadir lagi. Karena munculnya pertanyaan itu juga, maka kebutuhan untuk menjawab pun muncul lagi. Apa makna Ramadhan bagi kita saat ini ?
Sekali lagi. Sudah banyak orang yang melakukan kajian terkait tema tersebut. Namun, kedahagaan ini belum juga terhapuskan. Karena itu, di hari ketiga ini pun, kita melakukan kajian kembali mengenai makna atau hikmah ramadhan bagi kita hari ini.
Ramadhan, dalam konteks ini adalah moment atau kesempatan untuk mengoreksi. Ngoreksi diri kita sendiri. Coba lihat dan rasakan masing-masing...
Contoh sederhana. Ramadhan adalah mengoreksi budaya makan. Bila selama ini, pola makan tidak teratur, atau jumlah asupan yang tidak seimbang, di bulan suci ramadhan di tata sedemikian rupa sehingga teratur dan cukup. tidak berlebihan. Itulah hikmah adanya sahur, dan buka serta amalan ramadhan selama ini.
Contoh lain. Ramadhan mengoreksi pandangan hidup dan orientas hidup. BIla selama ini, kita sibuk dan disibukkan urusan dunia, yaitu kerja, kerja, dan kerja saja. Maka, di ramadhan ini, kita dikembalikan ke jatidiri kemanusiaannya, yakni sebagai hamba Tuhan, yakni ibadah. Di bulan suci ramadhan, pembudayaan ibadah, sangat terasa dan masif terjadi di berbagai tempat.
Dua gambaran itu memberikan inspirasi kepada kita, bahwa ramadhan adalah kesempatan untuk melakukan kritik, koreksi, atau perbaikan terhadap perilaku dan kebiasaan hidup kita. Ramadhan adalah bulang ngoreksi, atau ngedit gaya hidup yang sempat terbiasakan dalam 11 bulan yang lalu. Dengan ramadhan, pola makan,, gaya hidup, waktu istirahat, dan lain sebagainya, dikoreksi sedemikian rupa sehinggam bisa mengantarkan seseorang pada derajat ketaqwaan.
0 comments:
Posting Komentar