Just another free Blogger theme

Minggu, 26 Maret 2023

Jangan kaget, dan tidak boleh atau tidak perlu iri. Bila kemudian, di hari ini, kita bisa menemukan ada orang yang terpelajar tanpa sekolah, atau pintar tanpa ijazah. Sekali lagi, gejala seperti ini, bukan lagi sesuatu yang baru dan tidak perlu banyak dipermasalahkan.


Anak-anak kita saat ini, dapat belajar dari ragam sumber. Tidak hanya dari guru. Guru bukan satu-satunya sumber belajar. Dan sekolah, bukan satu-satunya tempat mencari pengetahuan atau keterampilan. Anak-anak muda saat ini, sudah biasa dan menemukan alternatif sumber belajar dan alternatif tempat belajar. Alternatifnya itulah yang kini disebut dunia-maya (virtual world). 

Di dunia maya itulah, baik dalam media sosial maupun sumber resmi keilmuan, menyediakan limpahan ide, gagasan, informasi dan inspirasi bagi anak-anak muda zaman sekarang.  Mereka tidak akan kehabisan sumber dan bahan di zaman sekarang ini.

Bagi kita saat ini, dan atau anak di zaman ini, pengetahuan atau informasi yang tersedia, bisa jadi berlipat-lipat banyaknya di setiap waktunya. Hal yang mungkin perlu ditumbuhkan adalah keinginan, hasrat atau kegairahannya dalam melakukan penjelajahan dan pencarian informasi tersebut. Dengan sekali klik, anak muda di zaman ini, bisa dihadapkan pada ratuan, ribuan atau malahan jutaan saluran informasi yang bisa ditelaahnya.

Betul.  Saat menghadapi ragam informasi itu, dibutuhkan kedewasaan, kematangan atau kejelian dari si penggunanya. Sebab, andai tidak kritis terhadap informasi yang ada, maka, alih-alih mendapatkan informasi yang baik, benar dan bermanfaat, malah terjebak pda informasi yang salah dan palsu atau hoax. Di dunia maya, sebagaimana yang kita bisa saksikan bersama, terjadi percampuran antara informasi sampah dan informasi sah. Dunia maya, tak jauh bedanya dengan tempat hutan belantara, yang menyimpan banyak sumberdaya alam yang bermanfaat dan juga ancaman yang bisa menjerat. Dunia maya, tak ubahnya sampah, terjadinya percampuran informasi yang benar dan informasi yang sasar. Karena itu, sikap kritis dan jeli dari si pembaca menjadi sangat penting.

Kendati demikian, sudah tentu, dan pasti, kiranya sudah tidak menjadi bahan perdepaban lagi, bahwa generasi milenial, memiliki alternatif sumber belajar dan tempat belajar baru. Mereka tidak lagi mengandalkan guru di depan kelas, atau mengandalkan sekolah sebagai tempat belajar. Bahkan, ada yang hampir mengambil posisi tidak peduli dengan ijazah atau sekolah, karena aspek pokok dalam benaknya adalah menguasai sebuah keterampilan guna bisa mempertahankan hidup dan kehidupannya.

Pada level inilah, prinsip yang bisa jadi akan menguat di hari ini, ke depan, yaitu "belajar Yes, sekolah No !" 

Anak-anak dizaman kita ini, masih tetap sadar dan yakin, bahwa dirinya harus tetap belajar, belajar apa saja, yang mereka sukai. Tetapi, belajar tidak mesti di sekolah. Karena itu, pilihan mereka sebenarnya sangat jelas, tetapi, pilihannya sangat terbuka, dan tidak mesti mengikuti pila jadul atau kebiasaan masa lalu !!!


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 comments:

Posting Komentar