Just another free Blogger theme

Jumat, 28 Juni 2024

Dalam tiga ayat ini, ada informasi bahwa “tidak ada perubahan dalam kalimat-kalimat Allah Swt”. La mubadhila li kalimatillah. Itulah kesan pertama, yang tertangkap dari ketiga  firman Allah Swt tersebut.

وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَّعَدْلًاۗ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمٰتِهٖ ۚوَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ ١١٥ ( الانعام/6: 115)

Telah sempurna kalimat Tuhanmu (Al-Qur’an) dengan (mengandung) kebenaran dan keadilan. Tidak ada (seorang pun) yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.  (Al-An'am/6:115)

وَاتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنْ كِتَابِ رَبِّكَۗ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمٰتِهٖۗ وَلَنْ تَجِدَ مِنْ دُوْنِهٖ مُلْتَحَدًا ٢٧ ( الكهف/18: 27)

Bacakanlah (Nabi Muhammad) apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu Kitab Tuhanmu (Al-Qur’an). Tidak ada yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya dan engkau tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain kepada-Nya.  (Al-Kahf/18:27)

وَلَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِّنْ قَبْلِكَ فَصَبَرُوْا عَلٰى مَا كُذِّبُوْا وَاُوْذُوْا حَتّٰٓى اَتٰىهُمْ نَصْرُنَا ۚوَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمٰتِ اللّٰهِ ۚوَلَقَدْ جَاۤءَكَ مِنْ نَّبَإِ۟ى الْمُرْسَلِيْنَ ٣٤ ( الانعام/6: 34)

Sungguh rasul-rasul sebelum engkau pun telah didustakan, lalu mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka sampai datang pertolongan Kami kepada mereka. Tidak ada yang dapat mengubah kalimāt Allah.  Sungguh, telah datang kepadamu sebagian berita rasul-rasul itu. (Al-An'am/6:34)

Kamis, 27 Juni 2024

Mudah dipahami. Bila ada yang mengatakan bahwa berjudi itu tidak mengenal KTP, dan juga tidak mengenal profesi. Artinya, siapapun dan dimanapun, dapat terjebak pada praktek judi, terlebih lagi, di era teknologi digital hari ini, yang kemudian disebutnya sebagai judi online atau judol.


Persoalannya, apakah judol sudah menjadi budaya ? maksudnya itu, bila saja, kita merasakan, bahwa praktek judol itu sudah melanda siapa saja, dan dimana saja, tak mengenal desa atau kota, atau pun tak mengenal profesinya apa, apakah dengan demikian, judol itu sudah menjadi budaya ? 

Ah masa sih. Korupsi disebut sudah menjadi budaya. Narkoba, sudah disebut budaya. Freeseks sudah disebut budaya. hari ini, jangan-jangan, judol pun akan disebutnya sudah membudaya. Bila demikian adanya, lantas, apa maknanya semua ini ? benarkah, bahwa judol itu sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat kita saat ini ?

Sabtu, 15 Juni 2024

Tidak terpikirkan sebelumnya. Tetapi, sudah dirasakan. Maksudnya itu, setelah memberikan argumentasi, dan kemudian diambil keputusan, rasa-rasanya ada satu hal yang mengganjal, dan harus saya lakukan seketika itu. Tindakan yang saya maksudkan itu, adalah minta maaf, terhadap seluruh argumentasi yang sudah disampaikan sebelumnya. Karena, saya pikir, argumentasi itu, tentunya dapat menyakinkan bagi sebagian orang, tetapi dapat pula memberikan sayatan yang menyakitkan pada sebagian yang  lainnya. Itulah yang terasa dan dirasakan, dan kemudian terpikirkan. Khususnya, selepas keluar dari ruang perbincangan.


Pasalnya, siang kemarin, sudah terjadi rapat keputusan, untuk menetapkan nasib seorang peserta didik.  Seperti biasanya, bagi seorang tenaga pendidik, di setiap akhir tahunnya, ada momen evaluasi terhadap peserta didik yang sudah menjalani proses belajar dalam satu tahun terakhir.  Termasuk, kepada dua orang peserta didik yang menjadi bahan pembicaraan kali ini. Dalam rapat itulah, sikap tanggapan, pemikiran dan pendapat, sangat potensial dan sering terjadi. Sulit dihindari.

Karena perbedaan sudut pandang, atau perbedaan kepentingan, atau perbedaan teori dan pemikiran yang digunakan, maka akan melahirkan argumentasi yang bebeda dalam mendukung, membela atau menolak pandangan. Namun demikian, bagi mereka yang terbiasa dengan budaya akademik, dinamika serupa ini, sangatlah bisa dinikmati. 

Jumat, 07 Juni 2024

Kisah ini mungkin, tidak akan terjadi hari ini. Tetapi, potensial terjadi, bila dikemudian hari, kebijakan Pemerintah mengenai pengolaan tambang diserahkan kepada organisasi keagamaan atau organisasi kemasyarakatan. Bukan prasangka, tetapi, sebuah predisik terhadap ragam kemungkinan, yang bisa tejadi di hari esok.



Lha, kok bisa demikian ?

Sabtu, 01 Juni 2024

Tulisan ini, menjadi pembanding dari tulisan tetangga sebelah. Disebut pembanding, untuk sekedar menunjukkan, kualitas dan posisi tulisan, sehingga pembaca  mampu memberikan penilaian yang objektif dan atau proporsional terhadap berbagai hal yang terjadi, atau setidaknya, terhadap kejadian yang terjadi di sekitar kita.


Pertanyaannya serupa, 'apa yang andai rasakan, manakala mendapat pujian dari tetangga yang lain ?"