Mudah dipahami. Bila ada yang mengatakan bahwa berjudi itu tidak mengenal KTP, dan juga tidak mengenal profesi. Artinya, siapapun dan dimanapun, dapat terjebak pada praktek judi, terlebih lagi, di era teknologi digital hari ini, yang kemudian disebutnya sebagai judi online atau judol.
Persoalannya, apakah judol sudah menjadi budaya ? maksudnya itu, bila saja, kita merasakan, bahwa praktek judol itu sudah melanda siapa saja, dan dimana saja, tak mengenal desa atau kota, atau pun tak mengenal profesinya apa, apakah dengan demikian, judol itu sudah menjadi budaya ?
Ah masa sih. Korupsi disebut sudah menjadi budaya. Narkoba, sudah disebut budaya. Freeseks sudah disebut budaya. hari ini, jangan-jangan, judol pun akan disebutnya sudah membudaya. Bila demikian adanya, lantas, apa maknanya semua ini ? benarkah, bahwa judol itu sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat kita saat ini ?
Lantas, bila tidak disebut budaya, mengapa praktek judol merata di beberapa daerah di negeri kita ? eh, maksudnya di Jawa dan DKI, begitu marak praktek judol sebagaimana diberitakan dan dilaporkan PPATK. Mengapa hal itu terjadi, apakah dengan demikian, praktek ini, menjadi bagian dari budaya masyarakat kita, atau karena masalah tekanan ekonomi ?
Bila disebut tekanan ekonomi, lantas, mengapa anggota dewan dan juga staf kominfo pun disinyalir ada yang menjadi pelaku judol di tahun ini ? bukankah mereka itu, secara finansial, memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan saya sebagai guru di jenjang pendidikan dasar ?
Tentunya, alasan klasik bila dikaitkan dengan masalah ekonomi. Kemarin, masalah korupsi, karena masalah ekonomi. Maraknya praktek prostitusi, dikaitkan dengan masalah ekonomi. Masalah narkoba, dikaitkan dengan masalah ekonomi. hari ini, masalah judol pun, dikait-kaitkan dengan masalah ekonomi. Apakah dengan demikian, berarti akar masalah dalam sejumlah anomali etika di tengah masyarakat kita ini, l ebih banyak disebabkan karena rapuhnya fondasi kesadaran etis berekonomi di tengah masyarakat kita ?
Mungkin jadi demikian adanya. Mungkin. Hal ini pun, masih perlu mendapat pendalaman lebih lanjut, untuk bisa menemukan jawaban terbaiknya. Namun, hal yang paling mendasar, untuk bisa disampaikan saat ini, adalah 'hai-hati, jangan sampai kita terjebak untuk menyetujui pandangan bahwa judol adalah bagian dari budaya mayarakat kita !!"
katakan, TIDAK, untuk pendapat serupa itu !!
0 comments:
Posting Komentar