Di momen seperti hari ini, banyak orang yang menunjukkan kesukacitaan. Bentuk atau wujudnya, sudah tentu dalam ragam rupa. Ada yang dengan bercengkrama dengan anggota keluarga, dan ada pula yang melakukan perjalanan ke satu tempat yang dianggapnya mampu memberikan suasana khas dalam perayaan tahun baru ini. Namun demikian, di sela-sela kesukacitaan itu, muncul sebuah pertanyaan eksistensial. Khususnya, pada saat kita mengatakan, atau mendengar kalimat serupa ini :
pada momen tahun baru ini, Kita mengawali hal baru, atau mengakhiri hal yang lama.
Dua kalimat "mengawali hal baru, atau mengakhiri hal lama", seakan memiliki makna yang berbeda. Tetapi uniknya, kedua pernyataan itu, secara fenomenologis, eksis di ruang-waktu yang sama, yaitu saat itu, saat kalimat tadi dinyatakan seseorang.
Tahun Baru. Ucapan dan perayaan tahun baru, adalah momen sejarah bagi perjalanan waktu hidup manusia. Di luar adanya perbedaan bentuk dan jenis kalender yang digunakan manusia, perayaan tahun masehi, seperti yang terjadi hari-hari ini, banyak dirayakan oleh banyak orang, di berbagai penjuru dunia.
Bila dilihatnya dari sisi ini, khususnya momentum linear, garis lurus berkemajuan, maka titik pernyataan perayaan itu ada pada satu momentum yang sama, yakni titik kekinian, di sini, dan saat ini. Itulah momentum persamaannya. Seseorang yang sanggup menyatakan hal itu, dan sadar dengan pernyataan itu, pada dasarnya sedang berada pada fase transisi, di titik yang tunggal, tidak di masa lalu, dan tidak di masa depan. Tetapi berada pada titik ini. di sini.
Jam menunjukkan pukul 00.00. Waktu apapun dan dimanapun. Saat kita berada dititik itu, maka, pernyataan itu, bisa dibenarkan. Dititik itu, seseorang bisa mengatakan dengan tegas, akhir dari masa lalu. Artinya, pukul 00.00 itu, adalah titik kesadaran bahwa masa lalu akan ditutup dan diakhiri.
Dalam waktu yang bersamaan pula, di pukul 00.00 waktu kapanpun dan dimanapun, seseorang bsia mengatakan bahwa saat itu adalah momentum untuk mengawali sesuatu hal yang baru. Belum dimulai, tetapi momentumnya bisa dimulai dari saat itu. Itulah kesempatan terbaiknya, untuk memulai hal baru.
Perhatikan dengan seksama. Dengan mengatakan kedua hal itu, yakni "mengakhiri masa lalu" dan "mengawali hal baru", ternyata pada pada satu momentum yang sama, dimana seseorang bisa menghadirinya. Itulah yang kita sebut, sebagai keunikan eksistensial, di fase dua-identitas eksistensial dan satu realitas.
0 comments:
Posting Komentar