Just another free Blogger theme

Jumat, 23 Agustus 2013


Berfikir itu, mirp dengan memainkan tut piano. Kombinasikan antara satu tut dengan tut lain secara kreatif, yakinlah akan lahir sebuah irama hidup yang indah dan baru. Ubahlah cara mijit dan tut yang dipijitnya, maka akan melahirkan alunan musik yang baru. Kombinasikan antara kemampuan berfikir dengan emosi, dan atau kunci otak lainnya. Sehingga, kita benar-bena memiliki irama  pengetahuan yang cerdas dan mencerahkan.
 


Jika berbicara mengenai kecerdasan, kadang ada yang ngoto dengan satu jenis kecerdasan. Mereka mengunggulkan satu jenis kecerdasan, dibandingkan kecerdasan lain. Misalnya, ada yang menjagokan kecerasan intelektual, kecerdasan emosional, atau mengunggulkan mengenai kecerdasan spiritual. Walaupun Howard  Gardner menyebutnya ada kecerdasan majemuk atau kecerdasan ganda, tetapi kadang masih banyak yang dibingungkan dengan munculnya keragaman kecerdasan orang. Begitu pula saat berbicara mengenai masalah kesuksesan.

Dalam kaitan ini, Anette Prehn and Kjeld Fredens  (2011) membantu kita memahami fenomena yang terjadi dalam dinamika otak manusia. Kedua penulis ini, mengimajinasikan, permainan otak itu ibarat bermain musik.[1]  Otak manusia adalah instrumen, yang perlu dimainkan secara harmoni, sehingga memiliki irama yang indah dan menciptakan kesuksesan permainan.

Setidaknya ada delapan komponen  dalam instrumen musik kita ini, yaitu pikiran (thought), nilai (values), persepsi (perception), tubuh (body), visi (vision), tujuan (goals), emosi (emotion),  dan kesuksesan (successes).  Kedelapan itu, adalah tut-tut yang ada dalam piano otak, atau Anette Prehn and Kjeld Fredens sebut ‘the inner piano’.

Apa yang harus  dilakukan ? ya, mainkan !
Untuk menjadi pemusik yang indah, harus memainkan tut tersebut secara harmoni, sehingga memiliki alunan musik yang merdu. Kreativitas dalam memainkan irama antara satu dengan yang lainnya, akan melahirkan kreativitas yang unik bagi di pemainnya. Perbedaan frekuensi atau notasi dari musik itu sendiri, akan menjadikan keunikan dari permainan itu sendiri.

Tidak  mengherankan, bila kita melihat, bahwa kendati pianonya sama, dengan tangga nada yang sama, tetapi setiap orang bisa memainkan piano itu secara berbeda, dan melahirkan lagu indah yang sangat beragam. Kira-kira itulah, yang dibayangkan Anette Prehn and Kjeld Fredens mengenai otak kita.

Kombinasikan antara kemampuan berfikir dengan emosi, dan atau kunci otak lainnya. Sehingga, kita benar-bena memiliki irama  pengetahuan yang cerdas dan mencerahkan. Seorang motivator, misalnya, pada dasarnya adalah orang yang mampu menyajikan informasi, yang memadukan antara penalaran logis dengan emosi, atau psikologis, sehingga memberikan informasi yang menyentuh.

Muncul pertanyaan, siapa yang memainkan irama itu ? Anette Prehn and Kjeld Fredens.  Memang tengah berbicara mengenai brain, apakah dengan demikian, yang memainkan  inner piano itu adalah mind ?



[1] Anette Prehn and Kjeld Fredens. 2011. Play Your Brain. Singapore : Marshall Cavendish Business.
Categories:


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 comments:

Posting Komentar