Berfikir itu, mirp dengan memainkan tut piano. Kombinasikan antara satu tut dengan tut lain secara kreatif, yakinlah akan lahir sebuah irama hidup yang indah dan baru. Ubahlah cara mijit dan tut yang dipijitnya, maka akan melahirkan alunan musik yang baru. Kombinasikan antara kemampuan berfikir dengan emosi, dan atau kunci otak
lainnya. Sehingga, kita benar-bena memiliki irama pengetahuan yang cerdas dan mencerahkan.
Jika berbicara mengenai kecerdasan, kadang ada yang ngoto dengan satu jenis kecerdasan. Mereka mengunggulkan satu jenis kecerdasan, dibandingkan kecerdasan lain. Misalnya, ada yang menjagokan kecerasan intelektual, kecerdasan emosional, atau mengunggulkan mengenai kecerdasan spiritual. Walaupun Howard Gardner menyebutnya ada kecerdasan majemuk atau kecerdasan ganda, tetapi kadang masih banyak yang dibingungkan dengan munculnya keragaman kecerdasan orang. Begitu pula saat berbicara mengenai masalah kesuksesan.
Dalam kaitan ini, Anette Prehn and Kjeld Fredens (2011) membantu kita memahami fenomena yang
terjadi dalam dinamika otak manusia. Kedua penulis ini, mengimajinasikan,
permainan otak itu ibarat bermain musik.[1] Otak manusia adalah instrumen, yang perlu
dimainkan secara harmoni, sehingga memiliki irama yang indah dan menciptakan
kesuksesan permainan.
Setidaknya ada delapan komponen dalam instrumen musik kita ini, yaitu pikiran (thought), nilai (values), persepsi (perception), tubuh (body), visi (vision), tujuan (goals), emosi (emotion), dan kesuksesan (successes). Kedelapan itu, adalah tut-tut yang ada dalam piano otak, atau Anette Prehn and Kjeld Fredens sebut ‘the inner piano’.
Apa yang harus dilakukan ? ya,
mainkan !
Untuk menjadi pemusik yang indah, harus memainkan tut tersebut secara
harmoni, sehingga memiliki alunan musik yang merdu. Kreativitas dalam memainkan
irama antara satu dengan yang lainnya, akan melahirkan kreativitas yang unik
bagi di pemainnya. Perbedaan frekuensi atau notasi dari musik itu sendiri, akan
menjadikan keunikan dari permainan itu sendiri.
Tidak mengherankan, bila kita melihat, bahwa kendati pianonya sama, dengan tangga nada yang sama, tetapi setiap orang bisa memainkan piano itu secara berbeda, dan melahirkan lagu indah yang sangat beragam. Kira-kira itulah, yang dibayangkan Anette Prehn and Kjeld Fredens mengenai otak kita.
Kombinasikan antara kemampuan berfikir dengan emosi, dan atau kunci otak
lainnya. Sehingga, kita benar-bena memiliki irama pengetahuan yang cerdas dan mencerahkan.
Seorang motivator, misalnya, pada dasarnya adalah orang yang mampu menyajikan
informasi, yang memadukan antara penalaran logis dengan emosi, atau psikologis,
sehingga memberikan informasi yang menyentuh.
Muncul pertanyaan, siapa yang memainkan irama itu ? Anette Prehn and Kjeld Fredens. Memang tengah berbicara mengenai brain, apakah dengan demikian, yang memainkan inner piano itu adalah mind ?
0 comments:
Posting Komentar