Membaca buku itu penting, yang utama itu adalah mendapatkan informasinya. Mendapatkan informasi itu penting, tetapi yang utama adalah memanfaatkannya. Memanfaatkan informai itu penting, tetapi kapan kita yang memproduksinya ? Sementara kita tahu, Sehebat apapun ilmu kita, bila tidak pernah dituliskan, akan hilang seiring kematian. Sedangkan, seburuk apapun ilmu kita, bila dituliskan adalah baik, karena akan diperbaiki oleh generasi yang akan datang !
Untuk menjaga kebugaran pikiran kita, membaca buku itu penting. Untuk menjaga kemutakhiran informasi, membaca dan membeli buku baru, atau majalah baru itu penting. Adalah sebuah keharusan, bagi seorang guru, dosen, apalagi peneliti, menjaga kebugaran otak dan informasi yang dimilikinya.
Adalah keliru, jika
menjadi guru di sebuah sekolah kota dan modern, tetapi kemudian masih menyebut bahwa
Indonesia adalah negara dengan 27 propinsi. Adalah kurang tepat, jika menjadi seorang
tenaga pendidik, kemudian alpa dalam melihat perkembangan informasi yang terkait
dengan disiplin ilmu sendiri. Adalah menjadi tidak elok, tidak cantik, dan tidak
berwibawa, bila seorang pengamat meluputkan
satu peristiwa yang sesungguhnya menjadi objek kajiannya sendiri.
“wah,
maaf, saya tidak mengikuti kasus Sisca itu, ...”ujar seorang kriminolog, saat diwawancarai
oleh seorang jurnalis.
“peristiwa
tsunami yang terakhir terjadi di Indonesia, adalah di Aceh..” ujar seorang guru
geografi.
“MPR
adalah lembaga tertinggi negara...?” ujar guru PKn.
Ungkapan-ungkapan yang
menunjukkan kedaluarsa informasi. Pernyataan dan sikap tersebut, memberikan gambaran
bahwa individu tersebut, kurang memperhatikan aspek perubahan situasi, sosial, kondisi
dan informasi. Sikap dan informasi yang dimilikinya, adalah informasi yang tidak
up to date, dan potensial menurunkan kewibawaan dirinya, dan juga menyesatkan penerima
informasi (peserta didik).
Perlu ditegaskan di sini, membeli buku baru itu baik, tetapi bukan hal utama, karena keutamaan kita ini, bukan pada beli buku barunya, tetapi mendapatkan informasi barunya tersebut.
Bayangkan dengan baik,
setiap hari Anda membaca koran tidak kurang dari 3 atau 5 buah koran, 2 atau 3 buah
majalah, dan bahkan mendapatkan up date informasi dari layanan khusus elektronik.
Kesibukan mencari dan mendapatkan informasi harian itu, sudah tampak padat dan rutin
Anda lakukan.
Terkait dengan hal terakhir tadi, apakah tugas dan fungsi kita sudah selesai dengan mendapatkan informasi baru tersebut ? apakah, kita sudah tampak lebih berwibawa dengan informasi baru yang dimiliki tersebut ? apakah dengan gaya hidup, yang senantiasa meng-update informasi itu, kemudian menyebabkan kita lebih berwibawa dibandingkan orang lain ?
0 comments:
Posting Komentar