Just another free Blogger theme

Minggu, 15 September 2013



‘kemuliaan pribadi kita, tidak diukur dari mana asal kita, dari apa bahan dasar diri kita, siapa orangtua kita, tetapi akan diukur dari apa yang sudah kita lakukan saat ini  ?!”



Mungkin tidak terlau ada kaitannya, bila kita memaparkan masalah hikmah dibalik teori Evolusi Darwin. Tetapi, rasa-rasanya, pikiran ini tidak bisa dihentikan begitu saja. Pikiran ini, terus berkembang dan melambung entah ke mana, dan kemudian sampai pada titik kesadaran bahwa ada hikmah penting dibalik dari kontroversi teori Darwin tersebut.
Sebut sajalah, andai benar, bahwa ada hubungan ‘kekerabatan’ yang dekat antara hewan (kera) dengan manusia, sebagaimana yang dilansir oleh pemikiran-pemikiran Darwinian.  Sebut sajalah, jika pandangan mereka itu benar. Sesungguhnya, kita dapat mengatakan bahwa, kita tidak perlu minder dengan masa lalu.[1]

Dari pandangan Darwinian tersebut, nenek moyang manusia, masih memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan binatang. Tetapi masalahnya, apakah karena alasan itu, kemudian kita harus malu, minder, dan pesimis ?

Bukankah, manusia yang ada sekarang ini pun, berawal dari tanah, lumpur kering atau lumpur busuk ? bukankah benda-benda itu  bahan yang busuk dan suka diinjak-injak manusia serta makhluk lain ? bukan semua hal itu pun, adalah sesuatu yang hina ? sesuatu yang rendah ?

Betul. Masa lalu kita, bisa jadi adalah sesuatu yang rendah dan hina. Tetapi, kehormatan, kemartabatan, dan harga kemanusiaan kita, tidak diukur dari apa bahan dasar kita di masa lalu, tetapi dari apa yang sudah kita lakukan saat ini ?  kemuliaan kita, tidak diukur siapa nenek moyang kita, tetapi apa yang sudah kita berikan kepada  masyarakat dan dunia saat ini ?

Sebagian diantara kita ada yang bangga dengan nenek moyangnya. Sebagian diantara kita, ada yang bangga dengan gelar kehormatan nenek moyangnya. Mereka membanggakan gelar kebangsawanan nenek moyangnya. Sekali lagi, apakah dengan membanggakan kehormatan nenek moyang, menjadikan kita sebagai orang terhormat di masa kini ?

Terlalu naif, bila kemudian kita merasa sudah mulia gara-gara kemuliaan orangtua kita di masa lalu ! kehormatan dan kemuliaan yang mereka miliki, adalah untuk  mereka. Sementara kehormatan kita saat ini, adalah dari apa yang sudah kita lakukan saat ini.

Dengan demikian,  perlu ditegaskan kembali  disini, andaipun benar, bahwa manusia itu satu  akar kekerabatan dengan hewan, pada dasarnya, tidak pelu membuat minder diri kita. Karena kemuliaan kita tidak dilihat dari bahan dasar kita, melainkan dari apa yang sudah kita lakukan saat ini.

Sombong dengan asal usul, adalah akar dari kekeliruan kita dalam mengartikan kehormatan. Bukankah setan pun, adalah makhluk yang bangga dengan asal-usul kejadiannya ? “Aku dijadikan dari api, sedangkan Adam diciptakan dari tanah, masa iya aku  harus hormat kepada Adam”, ujar Setan !

Kesombongan akan  asal usul adalah akar dari petaka peradaban dan melorotnya kehormatan dan kemuliaan seseorang. Begitu pula sebaliknya. Minder dengan asal-usul adalah petaka bagi masa depan.
Simpul  sederhana dari masalah ini, ‘kemuliaan pribadi kita, tidak diukur dari mana asal kita, dari apa bahan dasar diri kita, tetapi akan diukur dari apa yang sudah kita lakukan saat ini untuk meraih impian di masa depan ?!” Kita akan diukur, dari apa yang sudah kita lakukan saat ini ! itulah, sumbangsih yang sejati dalam memuliakan diri kita, dan kehidupan kita !
Sombong itu adalah membanggakan sesuatu yang tidak perlu dibanggakan. Sementara, minder bisa disebabkan karena kita mengabaikan potensi kemuliaan yang ada dalam diri kita. Lebih dari itu, kebanyakan kita, adalah membanggakan sesuatu yang tidak perlu dibanggakan, melupakan aspek yang patut kita banggakan. Kemampuan  dan kesempatan yang ada saat ini, adalah hal utama untuk memuliakan pribadi kita !



[1] Biarkan, masalah kebenaran akademik dari teori ini, menjadi pekerjaan rumah kalangan ilmuwan itu sendiri. Saya sendiri, merasa tidak kompeten untuk menjawab masalah ini.
Materi ini, pernah disampaikan dalam Diskusi Forum Remaja Islam, MAN 2 Kota Bandung, 14 September 2013
Categories:


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 comments:

Posting Komentar