Sudah biasa kita menggunakan istilah
modal social (social capital). Tetapi, kita pun kadang menggunakan istilah
modal manusia (human capital). Kadang-kadang
kita menggunakannya secara bergantian atau tumpah tindih. Kebiasaan menggunakan
kedua konsep itu secara tumpah tindih, ditemukan Ian Falk (2000) dari
Universitas Tasmania Australia dalam teks-teks berbahasa Inggris. Bila demikian
adanya, apa beda antara kedua konsep tersebut ?
Meminjam uraian Ian Falk (2000), modal
social itu adalah perekat masyarakat.[1]
Perekat masyarakat itu, yang paling pokok, yakni kerjasama, nilai kepercayaan (trust) dan perekat social (social cohesion)). Hadirnya nilai-nilai
itu, dan atau turunan dan pengembangan dari nilai tersebut, merupakan modal
social dalam proses pembangunan,dan atau peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Agenda pemberdayaan masyarakat, atau peningkatan partisipasi masyarakat, aka jauh lebih mudah dan lebih efektif, bila memanfaatkan modal social masyarakat yang baik. Karena modal social tersebut, merupakan perangkat lunak social, yang bisa mendorong dan meningkatkan efektifitas dinamika social pada masyarakat tersebut.
Bila demikian adanya, apa bedanya
dengan human capital ? Ian Falk mengatakan bahwa human capital itu, didapat
dari hasil pembelajaran, baik formal maupun nonformal. Pengetahuan dan
keterampilan yang didapat dari proses belajar, adalah bagian utama dari human
capital. Sementara social capital itu, adalah nilai kehidupan yang muncul dari
proses interaksi social. Bila kita mengatakan, nilai ekonomi dapat dirujuk ke
bank atau pasar, maka modal social itu dirujukkannya pada kualitas dari proses
interaksi social itu sendiri.
[1]
Ian Falk, 2000, “Human Capital and Social
Capital: What’s the difference?:, sumber : Adult Learning Commentary,
Number 28, 18 October 2000
0 comments:
Posting Komentar