Dalam sesi-sesi pertama, saya merasakan tidak ada yang aneh. Belum terasa aneh. pernyataan-pernyataan motivatif yang terlontar dari sang Instruktur, secara pribadi, saya rasa sebagian diantaranya pernah saya dengar atau saya baca di media elektronik. Sehingga, hingga menjelang dzuhur saya adalah peserta yang masih 'kelihatan liar', dan banyak ketawa-ketiwi, tidak jelas arahnya.
Duapuluh tujuh Maret 2017, saya hadir dalam acara diklat profesi tenaga pendidik dan kependidikan di lingkungan MAN 2 Kota Bandung. Diklat profesi saat itu, diisi dengan materi umum, yang sifatnya penguatan motivasi menjalani profesi guru atau menjadi tenaga pendidik.
Selepas dzuhur, pada sesi kedua, instruktur mengajar seluruh peserta untuk duduk. Kemudian diberi 2 lembar kertas, dan diberi pengantar kegiatan oleh instruktur dimaksud.
"jangan dulu tulis. renungkan dulu, dan bayangkan dulu, tentang masa kecil kita. Kemudian, hadir dalam impian kita, orangtua, khususnya Ibu kita tercinta dihadapan kita, saat membelai, membela, memeluk dan mendidik kita di masa itu...." itulah sebagian tuturannya. "kemudian, tuliskan surat cinta kiat kepada ibu kita tercinta.." pungkasnya.
Sebagaimana yang saya kemukakan sebelumnya. Saya termasuk orang yang masih memiliki nalar liar, dan rasa yang belum terunggah cinta saat itu. Dengan tanpa disadari, mata saya melihat ke kanan dan ke kiri, melihat kelakuan yang ditunjukkan rekan-rekan kami.
Tua muda, laki perempuan. pejabat atau pun caraka (cleaning service). semuanya nurut kepada perintah instruktur. mereka dengan tekun menuliskan surat cinta kepada orangtuanya sendiri.
tampak dari kejauhan. genangan air mata sudah mulai mengembun. Sedu-sedan tangisan secara lirih mulai terdengar. Kian lama. kian nyaring. Kian lama kian membahana, terjadi di ruangan.
"kangen mamah....", itulah sebagian diantara curahan peserta diklat.
-o0o-
Cerita itu, kemudian saya sampaikan hari ini. Di forum Remaja Islam MAN 2 Kota Bandung. Sore ini. Ilustrasi inilah, yang kemudian saya sampaikan pula kepada mereka.
Anakku,Surat yang dibuat tadi, disampaikan kepada orang yang kita cintai, yaitu ibu kita,sementara dihadapan kita, Ada Al-Qur'an Surat cinta Allah kepada kita, ada sunnah dan hadist nabi, surat cinta Rasulullah kepada kita...Adakah isakan tangis dalam diri kita ?
Kita menangis karena kita rindu kepada yang kita cintai, kuasakah kita menahan tangis karena rindu kepada Allah dan Rasul-Nya ?
Jika kita memang mencintai-Nya, buatlah surat sebanyak mungkin kepada yang kita CINTAI, bacalah surat cinta dari Kekasih kita, curahkan hari dan amalan kita, untuk yang kita cintai
0 comments:
Posting Komentar