Fenomena diasporas, bukanlah fenomena baru. Setidaknya,
dalam konteks sosiologi agama, gejala mendiasporis ini, sudah terjadi dalam waktu
yang lama, dengan kurun yang sangat panjang. Bangsa Yahudi, adalah kelompok
agama dunia, yang kerap dijadikan objek kajian gejala diasporik di dunia ini.
Fenomena ini menarik. Karena ternyata, imbas dari
diasporiknya bangsa Yahudi ini, memberikan warna tertentu bagi bangsa Yahudi,
dan peta dunia saat ini. Mau tidak mau, disadari atau tidak, pengaruh nyata
dari diaspora Yahudi memiliki pengaruh
kuat, dalam sisi ekonomi dan politik dunia.
Bila kita berbicara masalah ekonomi dunia, maka rujukannya akan mengarah pada kekuatan ekonomi orang Yahudi. Jika kita berbicara politik, dunia akan mengarahkan pandangannya pada Amerika Serikat, dan di sana, kekuatan Yahudi pun, sangat dirasakan. Itulah, pengaruh nyata ekonomi dan politik diaspora Yahudi bagi dunia saat ini.
Bagaimana dengan diaspora China ? etnis China pun, perlu dicermati sebagai suku
bangsa yang sudah mendiasporis sejak lama. Orang-orang China perantauan, sudah
memiliki kekuatan nyata secara ekonomi di Negara perantauannya, termasuk di
Negara Indonesia. Jaringan ekonomi diasporas China, sangat kuat dan mendongkrak
perekonomian Negara China daratan.
Kekuatan diasporas yang lainnya, kita dapat melihat warga Negara tetangga kita, yaitu India. Dengan jumlah penduduk yang besar, dan nilai kejuangan untuk bisa bertahannya sangat tinggi, mereka berusaha mencari penghidupan dan kehidupan di luar wilayah India. Salah satu tujuannya adalah Negara Indonesia juga. Di Negara kita inilah, diasporas India tumbuh kembang. Kekuatan ekonomi mereka, mendorong ekonomi Indonesia dan juga Negara asalnya.
Bila dicermati dengan seksama, memang ada dua karakter
yang berbeda antara diapora Yahudi, China dan India. Diaporas Yahudi berjumlah terbatas, tetapi
mampu memberikan kontribusi nyata ke ekonomi dan politik dunia. Dorongan
pertama, bangsa Yahudi keluar wilayah dan mendisporis adalah konflik politik
(agama) diinternal bangsanya. Sementara, disporas China dan India, termasuk
juga Indonesia, mereka mendisporis lebih disebabkan karena ada dorongan ekonomi
di dalam negeri, yang ‘memaksa’ dirinya untuk keluar wilayah.
Sudah tentu, aspek tersebut (politik atau ekonomi) bukanlah satu-satunya penyebab atau factor yang mendorong satu bangsa mendiasporis. Terlebih lagi, jika dikaitkan dengan gejala modern saat ini, yang terimbuhi oleh budaya global dan mengglobal.
Namun demikian, ada satu pertanyaan pokok yang tetap
harus diajukan di sini, khususnya kepada para diasporas Indonesia. Apa karakter
diasporas Indonesia saat ini ? ekonomi,
politik, budaya atau ada aspek lain yang ingin diperjuangkannya ?
0 comments:
Posting Komentar