CCTV saja adalah cupilikan dan pilihan, maka film pun demikian adanya.
secara sederhana, film adalah film, kehidupan adalah film itu sendiri,
tetapi film bukanlah kehidupan. Film adalah karya dan seni buatan
manusia.
"pak, tolong diputer CCTV...!" pinta seorang siswa. Dia berharap bisa menonton CCTV saat itu, karena ada kasus, yang menimpa seorang rekan di kelasnya. Hilang ponsel. tapi pagi. karena itu, dia memaksa pihak operator untuk bisa memutar CCTV, supaya bisa mengecek proses dan kejadian di hari itu, yang diharapkan, bisa mengungkap siapa pelaku pencurian ponsel tersebut.
"jam berapa ?" tanya operator. Kemudian, siswa tersebut menyebutkan waktu perkiraannya, antara pukul 09.00 - 12.00 WIB. Waktu itu, dalam perhitungannya adalah saat isirahat, dan menjelang jam pelajaran terakhir. Dia menduga pada waktu-waktu itu, karena pada jam pertama, dan menjelang istirahat,m ponselnya masih dia gunakan untuk berkomunikasi dengan rekan-rekannya. kemudian, sewaktu menjelang pulang, dia sadar, bahwa ponselnya sudah tiada.hemat kata, sang operator pun memutarkanya kembali CCTV di hari itu. Dan proses kejadian di hari itu pun tampak. termasuk ada proses pengambilan ponsep sang korban. Dengan data itu, kemudian pihak yang berwenang itu, petugas bimbingan dan konseling, yang kerap menangani kasus ini, menindaklanjuti kejadian itu. Si pelaku dipanggil, dan kemudian diinterogasi.
Singkat cerita, hasil dari interogasi itu, pelaku mengaku bahwa kejadian iru dia lakukan, karena iseng. kebetulan, sang temannya itu lagi ulang tahun. Maka karena itu, dia isengin. Ponsel pun utuh, dan masih ada, dan 6 jam berikutnya, sudah dikembalikan ke si pemilik. Si Korban dan pelaku pun, berangkulan, sambil terisak haru bercampur sedih.Apa yang menarik dari kejadian ini ?
Pertama, CCTV adalah film. CCVT hampir mengambil gambar di setiap detiknya, terhadap gejala yang tampak dan tersorot oleh kamera itu. Selain apa yang tampak, tidak terrekam dalam CCTV tersebut.Kedua, film dalam CCTV adalah film pilihan. Artinya, hanya daerah itu saha yang terrekam. Sedangkan dareah lainnya, tidak terrekam. Ini adalah fakta, bahwa film itu bersifat selektif. Apalagi, jika film yang didokumentasikan. Dari proses 2 tahunan, misalnya, hanya difilmkan dalam durasi 4 jam. Sudah tentu, pasti diplihan.
Ketiga, namanya juga pilihan, pemilihannya pasti disesuikan dengan si pemiliknya atau pengendali CCTV itu sendiri. Dengan kata lain, jika kita berharap ada film lain di luar daerah yang direkam, maka itu akan sulit dikabulkan.berdasarkan pertimbangan itu, kita bisa menarik sebuah kesimpulan, dengan CCTV saja, tidak seluruh makna kehidupan, sejarah kehidupan bisa direkam. apalagi dalam sebuah film dokumentasi yang berdurasi hanya waktu yang singkat.
Oleh karena itu, CCTV saja adalah cupilikan dan pilihan, maka film pun demikian adanya. secara sederhana, film adalah film, kehidupan adalah film itu sendiri, tetapi film bukanlah kehidupan. Film adalah karya dan seni buatan manusia.
0 comments:
Posting Komentar