Sempat
terpikirkan. Bagaimana kita bisa berubah dan menjadi pencipta perubahan,
bukankan guru itu adalah instrument kebijakan ?
Coba
perhatikan dengan seksama. Jika kita memiliki gairahan perubahan dan hasrat
kuat untuk mengubah keadaan, tetapi kita berada dalam system yang konservatif ?
sebut saja, yang nama kurikulum itu bersifat nasional, dan tidak bisa diubah
setiap saat. Ada waktunya perubahan kurikulum, sementara kita sebagai guru,
berada dalam hasrat untuk berubah setiap saat. Bagaimana hal ini bisa disiasati
?
Pertanyaan serupa itu, tepat untuk diajukan, saat kita membincangkan masalah sikap kita dalam menghadapi perubahan. Tetapi, hal mendasar yang juga perlu dipahami, bahwa respon terhadap perubahan itu, tidak selalu sama, dan tidak perlu sama. Respon perubahan yang bisa dilakukan adalah respon perubahan sesuai dengan level kewenangannya sendiri.
Perubahan
global bisa disikapi oleh pemerintah. Produknya adalah kurikulum yang
disesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan zaman. Rasanya pikiran dan
reaksi serupa ini, berada di luar kuasa kita, dan tidak perlu dipikirkan secara
serius. Biarkan, wilayah ini dipikirkan oleh pemerintah, sesuai dengan ruang
lingkup kewenangannya sendiri.
Perubahan institusional pun, dalam batasan tertentu berada di luar wilayah guru. Biarkan perubahan kebijakan level kelembagaan, dipikirkan oleh manajemen madrasah. Karena di situlah level kewenangan yang dimilikinya.
Posisi
kita dan peran kita adalah menunjukkan respon positif dalam pola dan gaya
mengajar. Pola dan gaya mengajar kita, disesuaikan dengan tuntutan dan
kewenangan zaman.
Untuk sekedar contoh, jika anak-anak kita sudah gandrung dengan gadget dan ITC, maka sebagai tenaga pendidik pun, jangan sampai ketinggalan dan abai dengan budaya gadget atau ICT tersebut. Manfaatkan dan berdayakan ICT sebagai bagian penting dalam layanan pendidikan di dalam kelas.
Dengan
langkah serupa itu, kita sebagai guru, kendati berposisi sebagai instrument
kebijakan, tetapi mampu menunjukkan sikap kreatif dan aktif dalam merespon
perkembangan dan perubahan zaman. Dengan gaya serupa itu, kita sudah mampu
menunjukkan diri sebagai tenaga pendidik yang gaul atau guru millennial !
0 comments:
Posting Komentar