Just another free Blogger theme

Senin, 13 Januari 2020


Hasil gambar untuk pantulan cahaya
Saya sudah berusaha untuk menjadi diri sendiri. Itulah tekad, yang sudah dibangun selama ini. Saya sudah berusaha untuk menjadi diri sendiri. Setidaknya, itulah mimpi yang tengah diwujudkan hari ini, dan selama ini. 


Namun, akankah dan adakah hal itu kemuidan mewujud ?
Sore ini. Saya melihat, ada pantulan cahaya matahari, disejumlah benda. Entahlah, apakah itu bernama bulan, bumi, atau malahan hanya sekedar gunung atau sungai. Saya tidak peduli itu. Tetapi, saya merasa yakin, dengan mata kepalaku sendiri, bahwa pantulan sinar yang tampak di sore ini, bukanlah dari sinar dari si benda-benda yang ku sebutkan tadi.
Sinar yang terpantul itu adalah sinar dari matahari itu, atau setidaknya, dari sumber yang ku artikan sebagai matahari selama ini.
Sinar yang terlihat oleh mataku, bukanlah cahaya dari benda yang tadi disebutkan. Tetapi ku yakin, bahwa itu adalah cahaya dari pantulan matahari, atau setidaknya, itulah yang ku sebutkan selama ini.
Namun mengapa, sata itu, aku  merasa ragu. Ragu oleh mataku sendiri. Ragu oleh pikiranku sendiri. Ragu oleh perasaanku sendiri. Ragu oleh persepsiku sendiri. Bahkan, aku merasa ragu, ragu oleh apa yang meragukan keraguan, dan meraagukan apa yang kuragukan sendiri.
Aduh, aku jadi bingung sendiri. karena aku ragu, ragu terhadap apa yang bisa menjadi peragu dalam hidup ini.
"Aduh gustiiiiiiii......." itulah jeritan seorang host pada sebuah acara kuliner di salah satu stasiun TV kita. Sebuah jeritan ketakjuban terhadap nikmatnya makanan yang tengah di santapnya. Jiwa ini iri, dan berontak terhadap diri sendiri, mengapa ekspresi itu belum ku dapatkan juga.
"aduh gustiiiiiiii..." pekikian dalam diri ini, lebih  merupakan sebuah ekspresi sebuah keraguan, kehancuran rasa, dan ketidakpercayaan terhadap apa yang sedang terjadi. Pikiran, atau apalah namanya, berontak dan bertanya-tanya, mengapa hal itu terjadi, dan apa penyebab semua ini ?
Suara lirih terdengar, entah dari mana. apakah dari sudut kamar, atau dari rekahan lantai, yang selama ini, terabaikan. "tidak usah begitu, suatu saat, kau akan menemukan pelajaran penting dari semua itu..." sarannya, "jadikanlah, kejadian ini sebagai sebuah pelajaran berharga untuk melangkah lebih hati-hati lagi..."

Categories:


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 comments:

Posting Komentar