Pertanyaan ini, lebih bersifat dugaan. Atau lebih tepatnya, menemukan inspirasi dari sebuah pesan dari firman Allah Swt. Meminjam istilah Quraish Shihab, yakni menemukan kesan dari pesan Ilahi, sebagaimana yang dituangkan dalam al-Qur'an. Sudah tentu, karena sifatnya kesan, maka cenderung dipengaruhi oleh perspektif atau kualitas penalaran yang digunakan oleh setiap pembacanya, dalam hal ini penulis sendiri.
Terkait tema ini, kita akan menyandarkan penalaran pada dua ayat, pertama, ayat 133 surat Ali Imran, yang berbunyi :
﴿ ۞ وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ
رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ
لِلْمُتَّقِيْنَۙ ١٣٣ ﴾
( اٰل عمران/3:
133)
Bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga (yang) luasnya (seperti) langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, (Ali 'Imran/3:133)
Kemudian, ayat kedua, terdapat pada surat al-Hadid ayat 21, yang berbunyi :
﴿
سَابِقُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ
السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِۙ اُعِدَّتْ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرُسُلِهٖۗ
ذٰلِكَ فَضْلُ اللّٰهِ يُؤْتِيْهِ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ ذُو الْفَضْلِ
الْعَظِيْمِ ٢١ ﴾ ( الحديد/57: 21)
Berlombalah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga
yang lebarnya (luasnya) selebar langit dan bumi, yang telah disediakan bagi
orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-Nya. Itulah karunia Allah
yang dianugerahkan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Allah adalah Pemilik
karunia yang agung. (Al-Hadid/57:21)
Ada beberapa kesan yang bisa didiskusikan di sini.
Pertama, dalam (Ali 'Imran/3:133), surat disiapkan untuk orang yang bertakwa, sedangkan pada (Al-Hadid/57:21). Simpul pemahamannya, orang yang beriman dan bertakwa akan mendapatkan kehidupan yang layak yang indah, yakni di surga Allah Swt.
Kedua, pengibaratan surga yang diberikan kepada orang yang beriman, adalah 'ardhuhas samawati wal ardhy'. luasnya seperti luas langit dan bumi. sedangkan untuk orang bertakwa, yakni surga yang ardhuha ka ardhuhas sama'i wal ardhi.
Menurut Wahbah az-Zuhaili, kedua kata itu tidak mengandung perbedaan. Karena pada (Ali 'Imran/3:133), merupakan bentuk kalimat tasybiih baligh dengan membuang 'aadatusy syabah (yakni tidak menggunakan kaf, seperti). Namun, bila pandangan ini kita abaikan, maka kesan yang bisa diterima itu adalah (1) pada Ali Imran, 3:133, terkesan (sama luas) seluas langit-bumi, sedangkan (2) pada al-Hadid, 57:21, seperti seluasnya langit-bumi. Pandangan pertama, secara kuantitatif (ukuran riil), sedangkan pemahaman kedua dilakukan secara kualitatif, hanya pengibaratan.
Ketiga, pada Ali Imran, 3:133, menggunakan langit dalam konsep jamak (samaati), diayat lain yakni berjumlah tujuh lapis langit, sedangkan pada al-hadid, 57:21 menggunakan kata tunggal (sama'). Kesan ini memberikan penjelasan seakan, surga untuk orang bertakwa lebih luas dibanding dengan surganya bagi orang yang beriman.
Wallahu alam bi shawab.
0 comments:
Posting Komentar