Just another free Blogger theme

Selasa, 02 Juli 2024

Di tulisan lain, sudah disampaikan, mengenai pentingnya  mengedepankan sikap 'fokus pada yang ada". Pandangan itu, yang merupakan bagian penting dari refleksi kelembagaan di kampus PPI 110 Manba'ul Huda Kota Bandung.



Dalam tradisi pesantren, fokus pada yang ada, masuk kategori sikap baik atau akhlakul karimah. Orang yang bisa mengedepankan sikap syukur, atau menerima dan fokus pada yang ada, bisa dikatakan sebagai bagian penting dari sikap 'qana'ah', atau menerima dan rela dengan apa yang ada. 

Melalui pengembangan sikap qana'ah inilah, kemudian diharapkan akan lahir sikap optimis dan rela dalam menerima kenyataan, dan siap menjalani dengan hasil yang ada, dan kondisi yang ada, sebagai sebuah takdir Ilahi.

Kendati demikian, tentunya, sikap qana'ah adalah baik dan positif. Setidaknya, dalam konteks untuk membangun kesadaran realistis dalam menerima keadaan. Tetapi, manakala dikaitkan dengan perjalanan sejarah, maka pengambilan sikap untuk qana'ah itu, menjadi hal yang perlu digenapkan dengan sikap lainnya, sehingga melahirkan sebuah sikap yang  jauh lebih optimal. Sikap yang kita maksudkan itu, adalah sikap "menggali sesuatu yang tiada".

Lha, mengapa hal ini perlu dilakukan ? bukankah kemarin kita sudah sepakat untuk mengedepankan sikap fokus pada yang ada ?

Pengembangan sikap "menggali yang tiada" ini, dimaksudkan  untuk mengkonfirmasi terhadap perjalanan sejarah, atau perjalanan setiap diri kita. Artinya, sebelum kita mengembangkan model fokus pada yang ada, maka pelajari dulu, proses perjalanan diri kita ini.

Mari kita jawab pertanyaan ini. Apakah  hari ini, berada pada posisi lebih  baik dari hari kemarin, ataukah sebaliknya ? Bila saja, kita merasakan bahwa hari ini, berada dalam posis yang lebih buruk dari kemarin, maka pertanyaannya adalah 'apa yang hilang dari diri kita saat ini ?"

Pertanyaan ini penting untuk di ajukan. Taruhlah, misalnya, dalam konteks pendidikan, bila di tahun sebelumnya, keluarga besar lembaga pendidikan kita mampu meraih prestasi akademik dan non akademik begitu  membanggakan, lantas, mengapa hari ini, tidak bisa kita ulangi saat ini, apa yang hilang dalam layanana pendidikan  kita saat  ini ?

Bila saja kita kaitkan dengan sistem demokrasi di negeri kita saat ini. Bila dalam sepuluh tahun terakhir, kita merasakan atmosfera demokrasi yang bisa dibanggakan, tetapi dalam tahun-tahun terakhir kita, merasakan ada keluhan politis yang terlontarkan di tengah masyarakat, maka pertanyaannya, apa yang hilang dari budaya politik kita saat ini ?

Dikaitkan dengan sistem ekonomi di negeri kita. Bila dalam sepuluh tahu lalu, nilai tukar rupiah begitu kuat dan kokoh, namun pada bulan-bulan terakhir,  menunjukkan gejala melorot dan melemah, apa yang hilang dari ketahanan ekonomi kita saat ini ?

Inilah yang kita maksudkan dengan fokus dan gali pada yang tidak ada. 

Untuk menggenapkan tulisan sebelumnya, dapat disampaikan di sini, bahwa fokus pada yang ada, tujuan utamanya adalah percaya diri dengan modal ril untuk bisa tetap bertahan, sedangkan fokus pada yang tidak ada, adalah upaya untuk tetap semangat merevitalisasi nilai-nilai keunggulan masa  lalu, untuk bisa diterapkan kembali di masa kini !

Sekali lagi perlu ditegaskan, terkait dengan kondisi kita hari ini, dan saat ini, maka dengan fokus kepada yang ada, dimaksudkan untuk bisa  mengelola yang ada sebagai modal kebangkitan dan perbaikan, sedangkan fokus kepada yang tidak ada, dimaksudkan untuk menggali kembali nilai-nilai keunggulan klasik masa silam, yang bisa diaktualisasikan di era sekarang ini.

Sikap qana'ah ini, diharapkan dengan digenapkan dengan syukur, sehingga melahirkan gairah untuk bisa meraih limpahan nikmat yang berkelanjutan dari Allah Swt. Dengan qana'ah, atau fokus yang ada, maka dari sana kita BERADA, dan fokus kepada yang tiada, dengan cara bersyukur, maka kita bisa MENGADA secara berkelanjutan,

Categories:


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 comments:

Posting Komentar