Kejadian dibobolnya PDNS (Pusat Data Nasional Sementara) adalah pukulan telak bagi bangsa Indonesia. Eh, iya, setidaknya, demikianlah dari pandangan kelompok kritis. Tetapi, bagi kelompok fungsionalis atau kelompok sebelahnya, akan dimaknai sebagai ujian ketangguhan dan kesabaran, sehingga dapat memperbaiki diri.
Beda sudut pandang. Beda pula reaksinya, termasuk beda pula konsekuensinya. Bagi kelompok pertama, adalah wajar jika pihak yang bertanggungjawab mundur dari jabatan. Sikap itu selain menjadi tanggungjawab moral, pun, dapat dartikan sebagai tanggungjawab formal dari seorang pemangku amanah. Tetapi, bagi kelompok sebelahnya, memandang bahwa kejadian itu adalah ujian yang harus dihadapi dengan gagah berani, bukan mundur bak seorang pengecut.
Aduh pusing deh...
Kalau sebuah kasus dibaca secara politis tersebut, begitulah kejadiannya. Pikiran, dan usulan, kerap kali diposisikannya sebagai sebuah pikiran politik yang mengarah pada kursi kekuasaan. Bila demikian adanya, dan demikian terus, maka solusinya, pasti lebih mengarah pada 'adu kekuatan' dan 'adu kekuasaan'. Sementara substansi atau akar masalahnya tidak dibicarakan dengan seksama.
Inilah problema kita saat ini.
Oleh karena itu, mari sedikit berbicara dengan sudut pandang yang umum, atau kepentingan bersama. Kepentingan bersama yang hendak disampaikan itu, adalah kebutuhan untuk membangun kedaulatan-digital bangsa Indonesia.
Tak ubahnya serupa di tahun 1908 atawa 1928. Saat itu. seluruh pemuda Indonesia menyatakan diri untuk membangun kedaulatan bangsa dan negara, dengan merujuk pada keindonesiaan. bagaimana dengan kita saat ini ? dapatkah kita pun, melakukan hal serupa dengan berusaha untuk mewujudkan kedaulatan digital.
Naskah dari kedualatan digital itu, yakni :
KAMI, putra dan putri Indonesia, mengaku, hanya satu pangkal data nasional Indonesia, yaitu DATA TUNGGAL BANGSA INDONESIA.
KAMI, pitra dan putri Indonesia, mengaku dan mengapresiasi sumberdaya digital yang satu, SUMBERDAYA TUNGGAL INDONESIA.
KAMI, putra dan putri Indonesia, menjungjung infrastruktur digital yang satu, yaitu TEKNOLOGI DIGITAL INDONESIA.
Melalui sumpah setia ini, diharapkan, Indonesia di masa depan, memiliki kedaulatan digital yang tangguh, dan prima, untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
0 comments:
Posting Komentar