Kembali
pada kasus adik kecil kita di rumah. Sewaktu dia tidak mendapatkan sesuatu hal
yang diinginkannya, dan kemudian ibundanya atau ayahandanya menawarkan pemuas
yang lain, yang memiliki daya tarik yang lebih buruk daripada yang
diinginkannya, si adik kecil itu selanjutnya meredakan tangisan, dan menggapai
tawaran dari orangtuanya tersebut.
Kasus ini memberikan petunjuk kepada kita, dalam konteks tertentu, setiap orang memiliki peluang yang terbuka, untuk bisa mengkonversi kesedihannya ke dalam bentuk lain. Seperi halnya, si adik kecil, kesedihan tidak mendapatkan es cream, dikonvesi dengan diajak bermain congklak oleh ibundanya, atau tidak terwujudnya harapan untuk mendapatkan coklat, bisa dikonversi dengan mendapatkan mangga dari pohon di depan rumahnya.