Kembali
pada kasus adik kecil kita di rumah. Sewaktu dia tidak mendapatkan sesuatu hal
yang diinginkannya, dan kemudian ibundanya atau ayahandanya menawarkan pemuas
yang lain, yang memiliki daya tarik yang lebih buruk daripada yang
diinginkannya, si adik kecil itu selanjutnya meredakan tangisan, dan menggapai
tawaran dari orangtuanya tersebut.
Kasus ini memberikan petunjuk kepada kita, dalam konteks tertentu, setiap orang memiliki peluang yang terbuka, untuk bisa mengkonversi kesedihannya ke dalam bentuk lain. Seperi halnya, si adik kecil, kesedihan tidak mendapatkan es cream, dikonvesi dengan diajak bermain congklak oleh ibundanya, atau tidak terwujudnya harapan untuk mendapatkan coklat, bisa dikonversi dengan mendapatkan mangga dari pohon di depan rumahnya.
Gejala
yang kita sajikan ini, memberikan rangsangan kepada kita, bahwa kesedihan, adalah
situasi kejiwaan yang membutuhkan sentuhan dari dalam dan luar, untuk bisa
menguranginya. Langkah yang bisa dilakukan, adalah melakukan rekonstruksi
pemikian atau penalaran dalam mengkonversi penyebab kesedihan, ke sesuatu hal
lainnya, yang bisa menghapus kesedihan tersebut.
Konversi kesedihan tidak melulu bersifat-bendawi, seperti dari es cream ke main congklak, atau coklat menjadi mangga. Konversi kesedihan itu, lebih merupakan konversi-material. Hal mendasar yang perlu dikedepankan, bukanlah konversi material. Hal pokok yang perlu dilakukan itu adalah konversi kesadaran dalam dirinya sendiri.
Andai
saja, si anak kecil tidak mampu mengubah kesadarannya, bahwa ‘kebutuhan’ akan es
cream memiliki makna dan nilai yang setara
dengan main congklak, maka dia tidak akan meredakan tangisannya, dan tak akan
mau mengkonversi kesedihannya ke tawaran baru. Bila saja, si anak kecil itu
tidak mampu mengubah kesadarannya bahwa rasa mangga itu setara atau lebih baik
dari rasa coklat, maka dia tidak akan menghentikan tangisan atau kesedihannya untuk
sekedar merasakan manisnya mangga.
Di
level inilah, konversi kesedihan, hanya dapat dilakukan bila ada perubahan kesadaran
atai pemikiran dalam diri si penderita, sehingga mau mencoba dan mengambil
langkah untuk mengkonversi kesedihannya
tersebut.
0 comments:
Posting Komentar