﴿ ۞ قُلْ اِنَّمَآ اَعِظُكُمْ بِوَاحِدَةٍۚ اَنْ تَقُوْمُوْا
لِلّٰهِ مَثْنٰى وَفُرَادٰى ثُمَّ تَتَفَكَّرُوْاۗ مَا بِصَاحِبِكُمْ مِّنْ
جِنَّةٍۗ اِنْ هُوَ اِلَّا نَذِيْرٌ لَّكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيْدٍ ٤٦ ﴾
( سبأ/34: 46)
Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Aku hendak menasihatimu dengan satu hal saja, (yaitu) agar
kamu bangkit karena Allah, baik berdua-dua maupun sendiri-sendiri, kemudian
memikirkan (perihal Nabi Muhammad). Kawanmu itu tidak gila sedikit pun. Dia
tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu bahwa di hadapanmu ada azab
yang keras.” (Saba'/34:46)
Bismillahhirrahmanirrahim. Firman Allah Swt ini, memberi kesan dan pesan
kepada kita, mengenai ‘pentingnya sikap tegas’ pada setiap muslim. Di penggalan
pertamanya, jelas memberikan pesan kepada kita mengenai satu pesan utama dari
Rasulullah Saw, yakni “Bangkit Demi Allah”.
Qum Lillah. Bangkit demi Allah. Pesan utama dan pesan tegas, pentingnya ketegasan sikap seorang muslim dalam menghadapi kehidupan ini. Qum Lillah, baik secara berdua-duan, atau sendirian. Qum Lillah, bisa dilakukan secara kolektif, dan perlu dilakukan secara terorganisasi atau berjamaah. Tetapi, andaipun hal ini tidak bisa dilakukan, karena orang lain tidak mau atau tidak mampu untuk melakukannya, maka Qum Lillah, bisa ditegak dan dilakukan secara sendirian.
Secara spiritual, kita sadari
bahwa bangkitnya jiwa kebangkitan ini, perlu dihadirkan dalam diri kita oleh
ikhtiar kita. Namun demikian, untuk mendapatkan keberuntungannya, maka Qum
Lillah ini, perlu dimaksudkan Qum ma’allah.
Sadarilah, bahwa keberanian dan kebangkitan yang hadir dalam jiwa kita, bukanlah kebangkitan nafsu, atau kebangkitan syaithoniyyah. Kebangkitan dalam jiwa kita, adalah kebangkitan jiwa bermuatan ilahiah. Maka karena itu pulalah, maka kebangkitan ini adalah kebangkitan bersama nilai ilahiah (qum ma’allah).
Pada akhirnya, tujuan
dari perjalanan kebangkitan ini, adalah Qum Ilallah, bangkit menuju puncak
ilahiah kepada Allah Swt. Kebangkitan jiwa dan hidup kita, bukan untuk prestise
dihadapan manusia, dan bukan untuk memuaskan hasrat kehidupan manusia,
melainkan sebagai bagaian dari perjalanan menuju pertemuan dengan Allah Swt.
Oleh karena itulah, pesan keduanya adalah tafakkaru, berpikirlah ! k berpikirlah, dan evaluasilah perjalanan itu, dan kemudian temukan strategi untuk meraih dan mencapai puncak perjalanan itu sendiri.
Penitngnya berpikir ini,
setidaknya dimaksudkan untuk meneguhkan, bahwa perjalanan itu adalah rasional
dan perlu dilakukan, contoh perjalanan yang sudah berhasil dilakukan, adalah
Rasulullah Muhammad Saw.
Kisah perjalanan Rasulullah Muhammad Saw adalah benar. Dia tidak hial sediikitpun. Ragam hal yang dipikirkan, dan dilakukanya adalah nyata dan benar. Memiliki nilai sosial untuk memberi peringatan. Peringatan-peringatan yang Rasulullah Saw lakukan itu, adalah untuk menjelaskan bahwa dihadapan perjalanan manusia yang tidak sesuai dengan syari’ah itu, sejatinya ada azab yang keras.
0 comments:
Posting Komentar