Minggu kemarin, tepatnya hari kamis,
kami dengan beberapa orang menyengaja melakukan survey. Lokasi yang dituju,
didapat dari media sosial. Lagi viral. Merujuk berita di media sosial itu,
lokasinya indah. Ada Sungai yang bisa digunakan body rafting. Ada air
terjunnya, ada Lokasi bumi perkemahan. Tentunya, ada yang jualan makanan instan
di kawasan wisata perkemahan. Hutan yang indah, dengan tetanaman yang beragam,
enak di dipandang, dan indah. Instagramable, menurut anak gaul saat ini.
Bisa dibayangkan. Dari Lokasi tempat tinggal kami ini, jaraknya kurang lebih 30 km atau menghabiskan waktu kurang lebih 1,15 menitan. Tentunya, dengan laju kendaraan yang standar. Bila macet, dan laju kendaraannya lambat bisa lebih lama dari itu, apalagi kalau bannya bocor, di tambah jajan-jajan dulu ditengah jalannya. Sedangkan bila laju kecepatannya tinggi, bisa melaju lebih cepat dari yang diduga oleh google maps.
Agak sangat disayangkan memang. Rute dan
perjalanannya kurang menarik. Selain naik turun, bahkan ada di pinggiran
tebing, dan ruas jalan yang kecil, kalau perwis dengan kendaraan lain, kita
harus saling mengalah. Di beberapa daerah perjalanan, malahan, jejalanan itu,
sekedar batu-batuan yang menyebabkan kenyamanan perjalanan terganggu, dan
sangat menggojok perut. Namun, hal yang unik, perjalanan kami saat itu, masih
terus dilaju dengan semangat dan penuh harap yang sangat tinggi.
Hal yang menarik dari perjalanan ini, adalah, mengapa kami bersemangat untuk menuju ke Lokasi itu ? atau, mengapa ada orang begitu serius ingin menuju ke satu daerah, kendati jauh sekali pun ?
Betul. Ada banyak alasan untuk menjawab
pertanyaan itu. Tetapi, tentunya, satu diantara alasan itu, adalah karena kita
sudah memiliki Impian, ingin segera sampai ke tujuan, tempat yang indah menurut
cerita dalam media sosial. Karena kita sudah terobsesi yang sangat kuat, dengan
harapan kita, untuk sampai ke Lokasi yang diinginkan, maka semangat dan
keseriusan, akan kita tunjukkan dengan seksama.
Dalam hal inilah, setidaknya bagi kita
di sini, ada pelajaran penting yang perlu dipertegas kembali.
Yakinkanlah. Bila kita sudah terobsesi dengan sesuatu yang indah, baik, mulia, agung, atau sesuatu yang kita sangat harapkan, maka kita akan serius untuk menempuh perjalanan itu. Walaupun jauh dikata orang, walaupun terjalan perjalanannya, tetapi bila kita sudah cinta terhadap Lokasi yang ingin kita tuju, maka kita akan serius untuk bisa menjangkau ke Lokasi.
Itulah, yang disebut, energi cinta
terhadap sesuatu, bisa membangkitkan semangat dalam menjalaninya.
Kalau kalian mencintai futsal, sekeras
apapun latihannya, akan kalian hadapi dan seriusi Latihan itu.
Andai kalian mencintai seni, seribet
apapun pelajarannya, maka akan kalian tekuni Latihannya, untuk bisa menjadi
seniman yang unggul.
Andai kalian mencintai jurusan terhebat di sebuah perguruan tinggi, maka akan kalian sungguh dalam belajarnya, untuk bisa lolos ke jurusan di perguruan tinggi yang kau cintai tersebut !
Karena itu, CINTAILAH, apa yang kamu
lakukan, dan lakukanlah apa yang kami CINTAI.
Dengan mencintai apa yang dilakukan,
maka halangan dan rintangan, seperti halnya perjalanan yang tadi diceritakan,
tidak akan menjadi hambatan bagi kita untuk terus menempu perjalanan menuju
cita dan harapan.
Bisa jadi, ada diantara kalian ada yang
bertanya, lantas, mengapa ada orang yang gagal meraih cita-cita, padahal sudah
berusaha untuk meraihnya ?
Lah…….
Yang sudah belajar giat pun, masih ada
yang gagal, apalagi yang tidak serius belajar menghadapinya !
Yang sudah belajar pun, ada yang
nilainya belum sempurna, apalagi, kalau tidak belajar sungguh-sungguh !
Namun, demikian, baiklah, kita lanjutkan
perjalanan survey yang tadi diceritakan itu.
Setelah menempuh perjalanan jauh tadi,
akhirnya, sampailah kami ke Lokasi yang dimaksud.
Apa yang nampak di lokasi itu ? bagaimana reaksi kami yang hadir di Lokasi itu ? tentunya, kalian penasaran, atau sebagiannya sudah bisa menebaknya. Ternyata, Lokasi yang dikunjungi itu, kenampakannya, tidak sesuai denga napa yang diceritakan dalam media sosial.
Di Lokasi itu, hanya ada hutan belantara
dan sisa bangunan kayu, yang tidak terurus. Ada beberap tenda yang berdiri,
namun sepi pengunjung. Ada beberapa warung, namun, tidak menarik untuk
dijadikan tempat mencari kudapan, atau makan siang.
Kami kecewa ! dan sebagian diantara
kami, mengatakannya, ‘tidak cocok !!”
Terkait hal ini. Kekecewaan bisa
terjadi, karena adanya ketidakcocokan Lokasi dengan yang kita butuhkan.
Ingat, tidak ada Lokasi yang buruk, yang
ada bisa jadi, tidak sesuai kebutuhan kita.
Daerah itu, sangat indah dan menarik,
bila digunakan untuk wisata ilmiah hutan lindung. Atau hiking. Tetapi, tidak
cocok untuk kegiatan akademik, sebagaimana yang kita maksudkan.
Artinya, kekecewaan bukan karena Lokasi
atau tempatnya yang buruk, namun tidak sesuai dengan kebutuhan kita.
Eh, perhatikan dengan seksama. Bagaimana body guru kita yang atlet. Bagus kan ! bagaimana kalau bentuk body itu, ada pada diriku, apakah akan cocok dan indah dibuatnya ? tentunya, bukan bentuk body itu yang jelek, namun tidak cocok dengan jenis olahraga yang kita kembangkan….
Hal kedua, kekecewaan terjadi, karena
kita salah dalam mengumpulkan informasi.
Terakhir, kekecewaan bisa terjadi, karena ada perubahan kualitas di Lokasi yang tuju. Dulu mungkin bagus, tetapi perkembangan zaman menuntunnya berbeda. Kuliah pun demikian adanya. Dulu, kuliah di Aqidah Filsafat bagus, sekarang lapangan kerja menyempit. Kuliah di akuntasi bagus, sekarang sudah mulai diganti oleh robot, jadi polisipun sudah muali digantikan oleh robot.
Dengan kata lain, carilah informasi
baru, updatelah informasinya, sehingga kita tidak kecewa setelah menjalaninya.
0 comments:
Posting Komentar