Bila menggadekan harta kepada orang lain, Anda masih memiliki kesempatan untuk membayar utang di kemudian di hari. Tetapi, bila Anda menggadekan nasib kepada orang lain, maka yang terjadi yaitu jeratan utang budi di sepanjang hayat.
Karena merasa
tidak mampu membayar utang, banyak orang yang menggadekan barang-barang milikinya
kepada orang lain, termasuk ke rentenir. Mereka bermimpi, bahwa dengan menggadekan
barang tersebut, dia bisa membayar utang, dan terbebas dari utang. Berbagai barang digadekan, satu persatu digadekan,
dengan maksud membebaskan diri dari utang.
Dengan cara menggadekan barang, mungkinkah orang tersebut terbebas dari utang ? jawabannya, “mungkin”, sepanjang dia melakukan usaha lain, selain menggadekan barang. Jika dia menggadekan barang sambil bekerja mencari nafkah tambahan, impian untuk terbebas dari jeratan utang akan dapat diwujudkan. Tetapi, bila tidak sambil berusaha, maka impian itu akan menjadi mimpi di siang bolong.
Tak ubahnya seperti
itu, bila menjadi seorang pelajar suka nyontek dalam kegiatan ulangan atau ujian
di sekolah. Setidaknya, orang yang menjadikan cara nyontek sebagai kebiasaan hidup.
Orang yang menjadikan nyontek sebagai kebiasaan hidup, tak ubahnya dia tengah menggadekan
nasib kepada orang lain. Hal itu terjadi, karena jawaban, waktu, dan hasilnya, amat
sangat bergantung pada orang yang dijadikan sontekannya.
Bila menggadekan harta kepada orang lain, Anda masih memiliki kesempatan untuk membayar utang di kemudian di hari. Tetapi, bila Anda menggadekan nasib kepada orang lain, maka yang terjadi yaitu jeratan utang budi di sepanjang hayat.
Seperti dikemukakan
sebelumnya, pernah Anda berfikir, bahwa diri Anda adalah lebih pintar dari orang
yang dijadika sumber sontekan ? jika jawabanya, ‘Ya’, hal itu menunjukkan bahwa
Anda adalah orang yang merugi, karena sudah menggadekan nasibmu, kepada orang
lain, Anda sudah menggadekan masa depan kepada orang, Anda sudah mengadekan kemampuan
hebatmu pada orang lain !
0 comments:
Posting Komentar