Just another free Blogger theme

Kamis, 17 April 2014



Sepagi ini, anak-sanak sudah makan. Aku pun demikian adanya. Jam-jam pagi seperti ini, orang-orang yang ada di sekitar rumahku, diperkirakan sedang dalam tahap makan pagi.  Setidaknya, itulah asumsi yang dimiliki saat itu. Karena beberapa jam sebelumnya, kepulan asap dan bau masakan sudah banyak tercium.


“Mengapa harus makan pagi ?” ungkap anakku, “aku masih ngantuk…”. Si bungsu yang satu ini, biasanya bangun agak siang. Tetapi, walaupun bangun siang, dan tetap tinggal di rumah, saat kakaknya makan pagi, diapun suka ikutan nimbrung.

Pertanyaan sederhana yang juga membuat, pikiran ini harus mencari jawaban tepat untuknya. Tidak terlalu ilmiah, tetapi juga tidak boleh menyesatkan. Tidak mungkin, kita mengatakan bahwa, “makan pagi itu wajib, karena sudah jadi tradisi.”. Jawaban seperti itu, tidak cukup dan tidak memberikan penjelasan yang menyehatkan pikirannya.

Memang betul, itu adalah sebuah tradisi. Tetapi, sebagai sebuah tradisi juga perlu mendapat penjelasan lebih lanjut. Inilah pekerjaan rumah yang cukup panjang untuk menjelaskan pertanyaan sederhana anakku tadi.

Makan adalah tradisi. Makan adalah tradisi makhluk hidup, termasuk manusia. Perbedaannya itu terletak pada jam, jumlah dan jenis yang dimakannnya. Makhluk hidup, yang meliputi hewan, tumbuhan dan manusia, membutuhkan makanan, dan akan memiliki  tradisi makan.

Jika tidak makna, baik hewan, tumbuhan dan manusia, dia akan mati. Dalam bahasa antropologi budaya, yaitu punah. kepunahan itu, bisa terjadi karena makhluk hidup tidak makan, kurang terpenuhinya kebutuhan makanan, tidak bisa makan, atau tidak ada makanan. Apapun penyebabnya, tetapi itulah yang disebut dengan seleksi alam.

Jika sebuah hutan, tidak menyediakan lagi makanan bagi spesies tertentu,maka spesies itu akan punah karenanya.

Berdasarkan pertimbangan itu, dapat kita sederhanakan, bahwa makan itu adalah bagian dari strategi evolusi makhluk hidup, atau strategi evolusi manusia. Budaya memburu dan meramu,sebagaimana yang terjadi di awal peradaban manusia, adalah fase awal  fungsi makanan dalam kehidupan manusia, sebagai  sebagai strategi untuk mempertahankan hidup.
Pikiran-pikiran tadi itu, tidak terlontar pada anakku. Pikiran itu hanya hadir dalam benak ini. Sementara lisan ini, sekedar berucap, "oh, biar kita punya tenaga, jadi biar nanti kalau sekolah, kita bisa bermain-main dengan yang lain..."
Categories:


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 comments:

Posting Komentar