“mirip anak remaja yang mau nembak sang kekasih. Sebelumnya
terasa degdegan, waktu masih jauh terasa
gemeteran, eh sudah ketemuan mah, malah senang dan mengasyikkan…” paparnya, “ternyata
diverifikasi itu menyenangkan, dan kita dapat banyak ilmu dari mereka..”
“pengawas !…pengawas lagi…” ujar rekan agak bersungut, “mau
apa sih, pengawas melakukan verifikasi sertifikasi…?”, katanya lagi, "memangnya gak percaya ke kepala sekolah?"
Sebuah ledakan emosional yang kerap muncul dari orang yang sedang berada pada posisi tertekan oleh situasi. Ungkapan itu pun muncul juga pada sebagian guru, yang saat itu dihadapkan pada adanya rencana pengawasan, dan verifikasi sertifikasi oleh tim pengawas Kota. Pada saat diverifikasi setiap guru akan dituntut mampu menunjukkan bukti fisik pembelajaran dan juga perangkat pembelajaran dari perencaan sampai pada penilaian. LENGKAP dengan BUKTI FISIKNYA !!!!
“tidak ada satu orang guru pun
yang luput dari lubang verifikasi ini…”ujar seorang verifikator yang tampak lebih
cantik diantara yang lainnya..(maklum yang lainnya bapak-bapak, he…he..).
Sontak saja, ruangan serba guna, yang digunakan sebagai pembukaan pelaksanaan verifikasi mengalami perubahan iklim global. Mulai menghangat dan menuju memanas. Mendengar ucapan sang verifikator wajah di sebagian guru mulai agak memucat atau memerah. Entahlah, apa yang menjadi penyebabnya.
Ketegangan ini bukan hari ini
saja. Hari ini, adalah hari pelaksanaan. Tetapi, ketegangan diantara para guru
yang ada di sekolah ini, sudah menegang, dan memanas beberapa hari sebelumnya. Dua
minggu lalu, ketegangan dan memanasnya suhu ruang kerja sudah terasa di sekolah
itu.
Hari ini adalah hari pelaksanannya. Setiap orang dipaksa harus mengikuti mekanisme verifikasi sertifikasi guru. Menurut pejabat Negara dari Kota itu, bahwa program ini dilaksakan dengan maksud untuk memastikan bahwa kebijakan sertifikasi guru berjalan dengan legal dan lancar. Ini adalah kebijakan Negara, yang harus diamankan. Jika ada temuan, akan dijadikan masukan untuk rumusan kebijakan selanjutnya. Karena itu, hari ini, ada sejumlah pengawas yang hadir di tempat ini.
Di pojok ruang ada yang berbisik,
di kementerian lain mah tidak ada yang seperti
ini, bahkan di kementerian yang sama, khsusnya yang di daerah tidak ada juga.
Mendengar bisikan itu, ada yang turut menimpali, jadi, “kalau begitu siapa yang
memverifikasinya?” petugas yang memverifikasi sertifikasi itu, ada banyak
pihak, diantara kepala, pengawas sekolah dan juga pihak keuangan. Itulah yang
paling pokok. Tetapi, bentuk verifikasi kolektif seperti ini, hanya ada di
tempat ini !??
Mendengar penjelasan itu, wajah memucat dan memerah itu bercampur dan membuncah kembali.
Waktu berjalan terus, dan
keniscayaan diverifikasi sudah di depan mata. Betul-betul di depan mata.Wajah
pengawas sudah ada di depan masing-masing guru, dan berkas pun sudah
dihadirkannya di sekitar mereka. Detik demi detik berlalu, satu persatu guru
pun diverifikasi. Satu persatu guru ke luar ruangan, dan tampak iklim yang baru. Wajah guru mulai tampak teraliri curahan darah dan mulai
memancarkan cahaya.
Selepas itu ada seorang yang barua keluar dari ruangan, sambil membawa sejumput berkas yang baru saja diperiksa, ditanya oleh rekan yang lainnya. “bagaimana perasaannya..?”
Mendengar pertanyaan itu, dia
tersenyum, dan menjawab, “mirip anak remaja yang mau nembak sang kekasih. Sebelumnya
terasa degdegan, waktu masih jauh terasa
gemeteran, eh sudah ketemuan mah, malah senang dan mengasyikkan…” paparnya, “ternyata
diverifikasi itu menyenangkan, dan kita dapat banyak ilmu dari mereka..”
HAH !
0 comments:
Posting Komentar