Just another free Blogger theme

Senin, 15 Juni 2015



Sebagai sebuah negara yang besar dan multietnis, kekayaan bahasa merupakan salah satu kekayaan budayanya. Tetapi, seiring dengan perkembangan itu pula, interaksi dan dinamika peradaban menyebabkan ada potensi kepunahan sejumlah bahasa daerah di Indonesia.

Menurut sebuah penelitian, di Indonesia ada 169 bahasa etnis/daerah yang terancam punah. Kesimpulan itu, muncul saat Seminar yang berlangsung pada Kamis (15/12) lalu di LIPI Jakarta. Abdul Rachman Patji dari Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI, menjabarkan terdapat empat sebab kepunahan bahasa etnis. Pertama, para penuturnya berpikir tentang dirinya sebagai inferior secara sosial. Kedua, keterikatan pada masa lalu. Ketiga, sisi tradisional dan terakhir karena secara ekonomi kehidupannya stagnan.

Disamping itu, terdapat juga beberapa bahasa yang dianggap memiliki ketahanan budaya yang relatif kuat, setidaknya, bahasa itu masih digunakan oleh penuturnya dengan jumlah lebih dari 1 juta penutur. Setidaknya, ada 13 bahasa daerah yang penuturnya di atas satu juta di antaranya, Minangkabau, Batak, Rejang, Lampung, Sunda, Makassar, Aceh, Jawa, Bali, Sasak, Bugis, Madura, dan Melayu. 

Perlu dikemukakan di sini, mengenai aspek lain yang bisa mempengaruhi faktor ketahanan budaya.

Pertama, aspek geografi. Sayangnya, untuk aspek yang satu ini, kita agak kesulitan untuk mendefinisikannya. Setidaknya, dilihat dari data tadi, ruang geografik, tidak mempengaruhi dan atau tidak menentukan ketahanan budaya. Ketahanan budaya, lebih disebabkan oleh faktor sosial-budaya masyarakat pada pendukungnya sendiri.

Kedua, yang menarik adalah aktif dinamisme kultural masyarakat. Sejumlah suku yang memiliki karakter aktif, dan dinamis, khususnya mobilitasnya tinggi, ternyata memiliki ketahanan budaya yang kuat. Orang Sunda, Jawa, Bugis dan Batak, kendati sering berinteraksi dengan budaya luar, ternyata mampu bertahan. Sementara bahasa-bahasa yang terisolir, dan pendudukunya kurang berinteraksi dengan suku bangsa lain, potensial punah !

Berdasarkan pertimbangan itu, interaksi dan mobilitas masyarakat, pada dasarnya, tidak ‘otomatis’ menyebabkan bahasa daerah punah. Mari kita kaji ulang hipotesis ini……
Categories:


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 comments:

Posting Komentar