Just another free Blogger theme

Senin, 21 Desember 2020

 


"Tampak, ada beban mental dalam dirinya".

Itulah beberapa kata yang terlontar, saat menyaksikan, orang yang dijagokan, dan dipandang memiliki rasa percaya diri untuk bisa bertanding dalam event itu. 

Di pertandingan tenis meja, di ruang pertandingan itu, semula kami berupaya percaya dan  mendukung secara serius terhadapnya. Ke pundah mereka itulah, kami menggantungkan harapan dan cita untuk bisa mendapatkan medali terbaiknya. 

Bukan karena kami sombong, tetapi karena kami pun, merasa perlu untuk memberikan kepercayaan kepada atlit yang didukung, yang juga mampu menunjukkan sikap rasa percaya diri, berlebih sebelumnya. Dengan alasan, dan karena alasan serupa itulah, maka tidak salah, bila kami memiliki rasa percaya diri untuk bisa meraih kesuksesan di event kali ini.

Tetapi, benar-benar, sirna.  Kaget di luar perhitungan. Sungguh, ini adalah kenyataan pahit yang tidak terbayangkan sebelumnya. Ternyata, apa yang menjadi impian dan harapan, belum hadir sesuai dengan sangkaan.

"kelihatan sekali, ada beban mental dalam dirinya, sehingga dia banyak melakukan kesalahan dan ketidakakuratan pukulan..." ungkap seseorang dari pinggir lapangan. Dia mengatakan hal itu, selepas menyaksikan beberapa tingkah pukulan, dan pilihan sikap yang dilakukan sang atlit di lapangan.

"Kita memang, hanya bisa berkomentar.." ungkap yang lainnya, "kreasi dan pemulihan rasa percaya diri itu, bergantung pada individdunya masing-masing..." paparnya yang lain. Sehebat apapun pelatih, andai sang atlitnya sendiri, tidak mampu memulihkan rasa percaya diri, dan malah jatuh mental sebelum usai pertandingan, maka hal itu akan menjadi petaka.

"Sejatinya, mental juara itu, harus tetap tumbuh dan kuat, sampai detik terakhir pertandingan... itu adalah modal sosial yang sangat penting dalam sebuah  pertandingan.." paparnya, "kalau seseorang, jatuh mental sebelum pertandingan, maka dia akan hancur. Demikian pula dengan jatuh mental, sebelum bel akhir berbunyi, maka kegagalan sudah pasti dihadapan matanya..".

Sebuah kenyataan yang cukup pahit memang, bila kita mengalami kekalahan dalam sebuah pertandingan, yang tidak diduga sebelumnya. Dalam prediksi dan analisis, kita bisa melakukan hal baik dan terbaik untuk memainkan pertandingan itu, tetapi disaat mental kita sudah jatuh, maka kejadian yang tidak diinginkan potensial terjadi dalam kehidupan kita.

Di sinilah, kita bisa melihat bahwa, kalau mental kita jatuh maka prestasi pun akan mental menjauh. Dengan kata lain, jaga mental untuk mendekatkan cita-cita ke depan mata.



Categories:


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 comments:

Posting Komentar