Just another free Blogger theme

Rabu, 26 April 2023

Anak pejabat lagi. Anak pejabat lagi.


Memang. kejahatan itu, tidak pernah mengenal KTP, dan jabatan. Siapapun berpotensi bisa melakukan kejahatan, apakah dia itu anak pejabat, pejabat, anak rakyat atau rakyat jelata pada umumnya. Semua itu adalah hal biasa, dan bisa terjadi di mana-mana.

Masalahnya, mengapa anak pejabat dijadikan gunjingan, dan mengapa masyarakat menggunjingkan masalah itu ? bukankah, anak rakyat jelata pun, ada yang melakukan tindak kejahatan atau tindak pidana ? 

Memang sangat menarik, bila membincangkan kasus anak pejabat yang melakukan tindak kejahatan. Sebab, dalam pemahaman umum, maaf, jika anak jelata melakukan kejahatan, seperti pencurian, pengutilan, atau pengambilan barang orang, dianggapnya hal yang sering terjadi. Kejadian itu muncul, disebabkan karena dorongan perut dan kebutuhan perut. 

Rasulullah Muhammad Saw bersabda, sebagaimana disampaikan Abu Na'im : 

كَادَ اْلفَقْرُ أَنْ يَكُوْنَ كُفْرًا

            Artinya, Kemiskinan mendekatkan seseorang pada tindak kejahatan

Lah, lantas kenapa sekarang banyak viral anak-anak pejabat yang melakukan kejahatan ? apakah. makna dari hadist itu kurang tepat, atau ada makna lain yang perlu dikembangkan ?

Di sinilah, rasanya, menariknya untuk membincangkan anak pejabat, atau anak orang kaya. Membincangkan kelompok sosial ini, sejatinya menjadi antitesis atau pembeda dari kasus-kasus umum yang selama ini terjadi. Jadi, alasan ketidakmampuan atau kepapaan, menjadi alasan yang tidak masuk akal. Lantas apa penyebab terjadinya hal itu ?

Kita tidak perlu mencari alasan yang lain lagi, karena ternyata Rasulullah Muhammad Saw pun, sudah memberikan rambu-rambu pemikiran yang strategis dalam memahami masalah ini.  Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

    لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ  وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ   

Artinya: “Kaya itu bukanlah lantaran banyak harta. Tetapi, kaya itu adalah kaya jiwa.” (HR Bukhari dan Muslim)

Berdasarkan pertimbangan itu, bisa jadi, dan tampaknya, makna inilah yang perlu dikedepankan, bahwa kemiskinan yang dimaksud adalah kemiskinan spiritual atau jiwa. Kekayaan yang dimaksud adalah kekayaan moral, spiritual dan jiwa. Karena itu, siapapun dia, apakah pemilik harta atau tidak, pemilik jabatan atau tidak, manakala dia mengalami kemiskinan jiwa, kemiskinan moral, kemiskinan spiritial atau kemiskinan etika, maka dia akan terrangsang mudah untuk melakukan kejahatan !!!



Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 comments:

Posting Komentar