Just another free Blogger theme

Senin, 29 April 2024

Seseorang hadir di hadapan sang Guru, Ustad Fahmi, demikianlah banyak orang memanggilnya. Disebut demikian, karena para murid, sahabat atau tetamu yang datang kepadanya, serta mengajukan masalah atau pertanyaan tentang kehidupannya, seakan-akan sang guru memiliki segudang jawaban yang bisa diberikan kepadanya. Karena itu, dianggap oleh orang lain, sebagai guru yang serba faham, terhasap masalah dan bisa memecahkan masalahnya.


Di hari itu, seorang tamu datang, dan menghadap kepada sang Guru, sambil mengajukan pertanyaan, "Guru, cukup sering guru menilai bahwa kami hidup senantiasa terlalu formal, kaku dan tidak esensial. Lantas apa masalahnya, dan bagaimana cara mengatasinya...?"  Ungkapnya dengan penuh kesungguhan hati.

Mendengar pertanyaan itu, sanga Guru tidak langsung menjawab. Dia malah tersenyum, dan memberikan tanggapan santai kepada sahabatnya yang datang di hari itu. Beberapa saat dia terdiam, dan kemudian mengandika kepadanya. 

"e...e.. saya tidak akan menjawab langsung mengenai hal itu..." ungkapnya pendek dan pelan, "tetapi, saya akan ceritakan tentang diri saya, di sini, dan selama ini..." tegasnya lagi. Dan selanjutnya kemudian dia bertutur sejumlah rangkaian kisah yang dia lakukan selama ini.

"kamu tahu. Bahwa saya ini, memiliki tugas yang sama seperti orang lain. Menjadi orangtua, dan juga menjadi suami bagi istrinya. Kalau saya melakukan kedua tugas seperti itu, maka waktu yang 24 jam, bisa jadi terlalu lama, dan juga bisa terlalu panjang. Karena tugas itu, bisa diselesaikan hanya dalam 12 atau 13 jam saja sehari. Artinya, setelah kerja kantor, maka tugas seorang suami dan orangtua sudahlah selesai. Dan setelah itu, saya bisa tetiduran di rumah sampai besok pagi lagi.." kisahnya.

"bila demikian adanya, apakah, kehidupan saya akan senang serupa itu ?"  ungkapnya lanjut, "tentunya, tidaklah demikian. Kehidupan harian kita, akan jauh lebih menyenangkan lagi, bila kemudian dikantor bisa bercengkerama dengan karyawan, di rumah bisa nonton tv bareng, atau malah bisa jadi, sore harinya bisa naik sepeda bersama keluarga, dan lain sebagainya.." paparnya.

"Coba pikirkan kembali. Tugas utama hidup saya itu apa ? apakah naik sepeda sore adalah tugas seorang orangtua ? tugas seorang suami ? apakah  bercengkrama dengan tetangga adalah tugas seorang suami atau tugas seorang ayah ?, jawabannya sudah tentu adalah TIDAK. Tetapi mengapa itu, banyak dilakukan orang ? Di sinilah letak pesan moral kehidupan kita hari ini. Mengisi waktu hidup ini, kalau kaku dengan tugas pokok saja, maka kita akan merasa bosan dengan hidup dan kehidupan, Tetapi jika kehidupan kita kemudian di isi dengan berbagai asesoris kehidupan, yang mungkin jadi sekedar tambahan dan pernak-pernik kehidupan semata, namun ternyata dengan hal itulah, dinamika dan kegairahan hidup bisa terbangun dan kita rasakan sendiri..." tuturnya dengan sedikit panjang lebar.

Sampai pada titik ini, sang murid serius menyimak. Di saat pikirannya melamun, kemudian dia dikagetkan oleh pertanyaan Gurunya itu, "saya tidak tahu, apakah kisah ini, memberikan jawaban terhadap masalah yang kamu ajukan atau tidak, namun hal pentingnya, semoga saja membuka pikiran untuk menemukan jawabannya sendiri...". tuturnya, sambil menutup pembicaraan di sore hari itu. 

Categories:


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 comments:

Posting Komentar