Sudah menjadi pengalaman rutin. Ritual lima tahunan, dunia pendidikan kita, akan dihadapkan dengan situasi transisi. Isu perubahan kurikulum, kerap menghampiri, bersamaan dengan perubahan rezim di tingkat nasional. Seperti yang terjadi hari ini.
Apa soalan yang kerap ada di lapangan ?
Satu diantara soalan yang kita maksudkan itu, adalah proses pembelajaran atau penguatan kompetensi bersifat on-going, sedangkan kurikulum sudah berubah, dan berubah lagi. Seperti yang terjadi dalam lima tahun terakhir.
Kita semua paham, atau setidaknya, kita merasakan bahwa kompetensi tenaga pendidik dalam mendukung Kurikulum Merdeka, masih terus berjalan dan berkembang. Bahkan, sebagian diantara tenaga pendidik pun, ada yang belum paham, atau menguasai filosofi kurikulum merdeka, sehingga wajar, bila kemudian melahirkan prasangka kurang tepat terhadap maksud dan tujuan kurikulum merdeka tersebut.
Pertama, di lapangan, sebagian (untuk tidak menyebut kebanyakan) masih dalam proses belajar dan memahami hakikat atau filosofi Kurikulum Merdeka. Satu diantara sekian konsep pokok itu, misalnya mengenai pembelajaran berdiferensiasi. Sebagian guru ini, masih belajar dan mencari formula yang tepat, atau pengetahuan yang tepat mengenai maksud dari pembelajaran berdiferensiasi.
Ini hanya satu. Konsep atau prinsip dasar Kurikulum Merdeka yang lainnya, bisa jadi, masih banyak lagi, Namun titik poin yang ingin disampaikan, proses penguatan kompetensi guru ini, masih terus berlanjut, dan bersifat on-going.
Kedua, uniknya, Pemerintah kerap kali, menjadikan ritual lima tahunan untuk perubahan kurikulum. Pemberlakuan kurikulum pun, tidak lebih dari 1 tahun setelah disosialisasikan. Tak ayal lagi, maka kesiapan di lapangan menjadi sangat terbuka, dan kebanyakannya malah mengamati pilot projek implementasi kurikulum baru.
Sekali lagi, bila situasi dan kebiasaan seperti ini, terus berlanjut, maka perbaikan kurikulum akan senantiasa sulit untuk ditingkatkan. Karena logika sangat jelas (1) sangat kurikulum diberlakukan, SDM belum siap, dan (2) saat SDM sedang melakukan penguatan, kurikulum sudah diwacanakan akan berubah lagi.
Bila demikian adanya, apa yang akan terjadi pada dunia pendidikan kita ?
Usulan sederhananya, mestinya, penguatan SDM dulu, selama 1-2 tahun, kemudian baru launching kurikulum. Sehingga, launching kurikulum itu dapat disambut oleh kondisi lapangan yang sudah siap gerak !
0 comments:
Posting Komentar