Just another free Blogger theme

Rabu, 09 Agustus 2017


Hasil gambar untuk expansiveExpansive Learning atau pembelajaran ekspansif. Model pembeljaran ini, sudah dikembangkang Yrjö Engeström, sejak 2001. Model pembeleajaran ini, kurang popular dibandingkan dengan model pembelajaran cooperative atau colaborative learning. Padahal, dalam batas tertentu, model pembelajaran yang satu ini pun, memberikan "janji' positif dalam mengembangkan kemampuan berfikir peserta didik dalam memecahkan masalah.


Jika kita meng-klik di dunia maya (https://kbbi.web.id/ekspansif), kata "expansive", mengandung  makna "cenderung meluas, terus terang, bebas, terbuka dan tanpa ditutup-tutupi. Dengan kata  lain, model pembeleajaran ini, memberi ruang terbuka kepada peserta didik, untuk bisa mengembangkan wawasannya dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapinya.
Sementara kalau melirik dari https://www.merriam-webster.com, kata expansive mengandung indikasi adanya pengayaan, pemegahan atau kelimpahan. Makna ini, seolah memberikan inspirasi bahwa dengan model pembelajaran ekspansif, peserta didik mendapat kesempatan untuk memperkaya, memperluas, mempermegah wawasan atau keilmuannya.
Jika dikaitkan dengan situasi dan kultur belajar kita saat ini, orang kerap memandang bahwa pembelajaran dan pendidikan kita saat ini, kerap dianggap doktriner, atau meimasung kreaivitas dan kebebasan berfikir peserta didik. Anak yang diam dan menerima pandangan dari gurunya. Sedangkan, dengan pendekatan ekspansif, seorang peserta didik, bisa mengembangkan kemampuannya secara leluasa.
Pemberlakuan pendekatan tematik, dalam Kurikulum 2013 saat ini, pada dasarnya, memiliki peluang yang tepat untuk mengembangkan model pembelajaran ekspansif ini.  Teknik peta konsep, misalnya, bisa merangsng anak untuk mengekspansi wawasannya. Teknik 5M, dapat merangsang anak menemkan informasi baru.
Resiko besar yang bisa terjadi, memang, adalah 'liarnya' temuan informasi anak. Dengan model ekspansif ini, setiap anak memiliki peluang, bisa menemukan informasi baru, tekik baru, atau kemampuan lebih dari sekedar target pembelajaran yang semula dirancang oleh guru itu sendiri.
Terus bagaimana kaitannya dengan model yang lain ? atau apa bedanya dengan pendekatan pembelajaran yang lain ? 
Categories:


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

1 komentar: