Di masa lalu, keterampilan hidup yang minim, masih memberi kesempatan kepada
kita untuk bisa bertahan, kendati dalam posisi dan pekerjaan yang rendah. Namun
untuk masa yang akan datang, di zaman now, keterampilan yang minim, akan
menyebabkan kita tersingkir dari arena-kehidupan. Orang tersebut, akan berada
pada ujung tanduk, dan menjadi sampah peradaban.
Nenek
Wina. Itulah sebutannya. Wanita berusaha 54 tahunan itu, duduk termangu di
pinggir jalan. Di sampingnya ada bakul, berisikan gorengan, yang dia jajakan
hari itu. Suaminyalah yang menggoreng di pagi buta, dan kemudian Nenek Wina
yang berkeliling menjajakannya makann kecil itu sekeliling kampung.
Modal biaya, menurut pengakuannya, tidak lebih dari IDR 200.000. Nilai sebesar itulah, yang dia putar, untuk sekedar mendapatkan upah sekitar 15.000/hari. Keuntungan itulah, yang kemudian dia gunakan untuk makan sehari-hari.
Memang
tidak besar. Tetapi, dia merasa cukup, untuk bisa bertahan. Memang tidak ada
keluhan yang berarti, setidaknya itulah yang tampak dalam raut wajahnya. Wajah
Nenek Wina, masih kelihat sisa-sisa kecantikannya di masa jaya dulu. Hari ini
memang keriput, tetapi kempotnya masih kelihatan. Hari ini memang tampak legam,
namun postur wajahnya masih tetap menawan.
Dia pekerjaan serupa itu, Nenek Wina dan Suami, bisa bertahan di tengah gempuran kehidupan kota. Walaupun, kelihatan duduk di pinggir jalan, dan berdiri di paling ujung, dan berada dalam suasana kepanasan, dia masih tetap bisa beraktivitas, kendati tidak seleluasa warga kota yang hilir mudik berkendara yang lainnya.
Pada
konteks serupa itulah, kadang hati kita bertanya, “apa iya, masa depan kita,
ingin serupa itu ?” Apakah impian kita di masa depan, hanya untuk bisa bertahan
hidup ? apakah, di masa depan, kita masih tetap ingin menjadi pekerja keras,
sementara tenaga dan kemampuan sudah mulai memudar ? apakah, iya, bahwa kehidupan
kita, akan tetap berada di trotoar jalan ?
Dalam kaitan inilah, kita diingatkan oleh Andreas Schleicher, yang menegaaskan bahwa di masa lalu, keterampilan hidup yang minim, masih memberi kesempatan kepada kita untuk bisa bertahan, kendati dalam posisi dan pekerjaan yang rendah. Namun untuk masa yang akan datang, di zaman now, keterampilan yang minim, akan menyebabkan kita tersingkir dari arena-kehidupan. Orang tersebut, akan berada pada ujung tanduk, dan menjadi sampah peradaban.
0 comments:
Posting Komentar