Just another free Blogger theme

Minggu, 04 Desember 2022

Gempa di Kabupaten Garut.  Gempa terasa sampai Kota Bandung, sekitar pukul 17.00-an. Menurut informasi, kekuatan getaran gempa yakni 6.4 M, lebih besar dibanding gempa yang terjadi di Cianjur. Beruntungnya,  gempa ini masuk kategori gempa menengah, sehingga getaran gempa yang besar itu, tidak menyebabkan kerusakan yang berat, layaknya di Cianjur.  Kendati demikian, gempa ini, masih tetap juga menyisakan trauma, kekhawatiran dan juga kerusakan baik fisik maupun psikis pada masyarakat sekitarnya.



Meminjam berita dari Republik (3/12/2022),  bahwa lempeng Indo-Australia itu memicu gempa bumi karena mengalami pergerakan geser. "Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip)," ujarnya.  Daryono mengatakan, episentrum gempa tektonik ini terletak pada koordinat 7,44° LS ; 107,51° BT, atau tepatnya berlokasi di darat wilayah Mekarmukti, Garut pada kedalaman 109 kilometer. Gempa terjadi pada Sabtu (3/12/2022) pukul 16.49.41 WIB.

BMKG awalnya melaporkan gempa bumi itu berkekuatan magnitudo 6,4. Setelah dilakukan analisis ulang, ternyata kekuatannya magnitudo 6,1.  Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto mengatakan, gempa ini kemungkinan tidak terlalu merusak. Sebab, episentrumnya sangat dalam, yakni pada kedalaman 109 kilometer.

Belum kering air mata kita, belum lelap tidur kita, belum reda detak jantung kita, bencana Cianjur masih ada dalam ingatan besar kita, kini masyarakat Garut mengalami hal serupa itu juga. Terkait hal ini, bagi orang awam, muncujl pertanyaan, akankah getaran gempa ini, merambat ke segala arah, dan menyebabkan terjadinya gempa diberbagai daerah di penjuru wilayah Jawa Barat khususnya,dan Indonesia pada umumnya ? 

Kita masih ingat, pengalaman sejak 2004, atau selepas tsunami Aceh, yang disebabkan gerakan lempengan bumi, kemudian memancing munculnya aktivitas lempengan di kawasan Indonesia.  Tanda-tandanya, adalah munculnya gempa bumi dan tsunami dibeberapa titik di Indonesia, seperti di Pangandaran dan juga Jogjakarta (2006). Semua ini, menegaskan dan menjelaskan kepada kita, bahwa lempengan tempat kita semua tinggal ini, tempat Indonesia berdiri tegak ini, adalah aktif. Lempengan negeri kita, ragam sesar di negeri kita, adalah aktif, dan setiap saat,  potensi terjadi. 

Sahabat-sahabat, alam memiliki hukumnya sendiri. Tetapi, manusia memiliki sikap untuk mewaspadainya !

Sekali lagi, dan sebagaimana pernah disampaikan di tulisan lain, hal pokok yang perlu dikedepankan adalah "bukan menyesali dimana kita tinggal, melainkan, sadar dan waspada, setiap saat, karena kita tahu dan sadar diri, tinggal di Indonesia".  Inilah sikap penting yang perlu kita kedepankan !!





Categories: ,


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 comments:

Posting Komentar