M. Dawam Rahardjo, mungkin salah sattu cendiakiawan Muslim yang popular di kalangan aktivis dan akademisi. Cendikia yang memiliki kepakaran dalam bidang ekonomi, tetapi juga menaruh perhatian yang luas dan mendalam terhadap kajian-kajian keislaman. Kendati demikian, bisa jadi, Dawam Rahardjo tidak popular di kalangan pesantren, atau santri. Namun, bisa diyakinkan, bahwa tidak sedikit kalangan elit agama, santri atau pesantren yang mengenali gagasan dan pemikirannya.
Kesimpulan itu, setidaknya, dapat ditarik dari kenyataan faktual, bahwa Dawam Rahardjo memiliki banyak karya intelektual yang berkaitan dengan kajian-kajian Keislaman. Karya yang monumentalnya, adalah Ensiklopedia al-Qur'an dan Paradigma al-Qur'an. Kiranya, kedua karya tersebut dapat diposisikan sebagai karya utamanya, dari Mantan Rektor Unisma (Universitas Islam '45) Bekasi.
Dalam kesempatan ini, akan disampaikan, enam buah pikiran Dawam Rahardjo terkait dengan metodologi penafsiran al-Qur'an. Pertama, memahami dan menggunakan konteks historis. Pendekatan ini digunakan untuk memudahkan memahami makna praktis dari pesan moral al-Qur'an sesuai dengan konteksnya, atau asbabul nuzul.
Kedua, memahami istilah kunci yang mengandung konsep kunci atau makna mendalam. Tujuan dari teknik ini, yakni memahami makna dalam konteks satu surah atau satu bagian surah dalam Kitab Suci al-Qur'an. Hal yang perlu diperhatikan pula, perlu adanya kecermatan dalam mengkaji kemungkinan adanya evolusi makna, dan penggunaan konsep kunci dalam perkembangan secara Islam.
Ketiga, memahami konsep kunci dari konteks bahasa. Sebuah konsep dalam al-Qur'an, tentunya bakalan memiliki makna dasar sesuai bahasa, atau tradisi kebahasaan penggunanya. Pengkaji, perlu melakukan kajian ke asal usul kata, makna kata dan juga turunan makna dari makna bahasa.
Keempat, untuk menggenapkan pencarian makna, perlu dilakukan pencarian konsep yang relevan dengan penguatan makna dari konsep kunci yang tengah di kaji. Dengan pendekatan ini, diharapkan kita dapat menemukan makna general dari pesan moral yang umum dan mendasar dari konsep al-Qur'an.
Kelima, melakukan kajian makna secara tematis terhadap penggunaan kata dalam kitab suci Al-Qur'an. Misalnya saja, ada sebuah kata yang digunakan, hanya satu kali, dan ada pula yang digunakan berpuluh-puluh kali dalam al-Qur'an. terkait hal itum maka seorang pengaji, perlu melakukan analisis keragaman penggunaan konsep Qur'an dalam ragam ayat, dan ragam konteks, sehingga dapat diketahui makna umum konsep Qur'an yang multiaspek dan multidimensi.
Terakhir, yaitu memahami visi utama surah Al-FAtihah. Dawam Rarhardjo senafas dengan pemahaman Umat Islam pada umumnya, yakni memahami posisi surah al-Fatihah sebagai intisari Qur'an, atau induknya nilai dan norma Qur'an. Dengan asumsi seperti itu, menurut Dawam Rahardjo, penafsiran terhadap ayat-ayat yang lain pun, hendaknya diselaraskan atau dikaji relevansinya dengan pesan moral yang ada dalam surat al-Fatihah.
Demikian, beberapa catatan kecil, metodologi tafsir Qur'an, menurut Dawam Rahardjo dalam karyanya berjudul Paradigma al-Qur'an.
0 comments:
Posting Komentar