Sebelas 11 Juni 2012. Hari senin itu, saya berkesempatan mengiringi
istri, yang bertugas sebagai pembimbing perjalanan tour ke Kolam Renang Darajat
Garut. Kegiatan ini merupakan kegiatan tengah semester, Sekolah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Ummu Rahmah
Vijayakusumah Bandung.
Anak didik di PAUD ini hanya ada 36 orang. Tetapi, dalam perjalanan ini, hampir setiap siswa orang ada pengantarnya. Entah Kakak, Bibi, atau Orangtuanya. Bahkan, ada juga yang diikuti oleh sanak saudara lainnya, yang seumur anak didik PAUD, walaupun tidak belajar di PAUD. Total peserta perjalanan itu, mendekati angka 80 orang. Tiga Bis sekolah pun berangkat ke Kabupaten Garut.
Kolam Renang Darajah Garut. Itu tujuan perjalanan kali. Kolam renang ini termasuk tempat rekreasi baru di kawasan Garut. Karena barunya, gencaran promosi dan juga kepenasaran masyarakat untuk mencoba menikmati layanan kolam renang air panas, menjadi sangat tinggi.
Cukup jauh. Jalan kendaraan roda empat masih kurang paripurna. Sempit. Bila ada kendaraan yang berpapasan, terpaksa harus saling tunggu di lokasi yang leluasa untuk bisa melewatinya. perjalanan sempit dan terjal, memaksa para pengendara untuk ekstra hati-hati mengendalikan kendaraan itu. Laju maju kendaraan, tidak bisa cepat. Lambat namun pasti, selangkah demi selangkah, seputar demi seputar, roda kendaraan melaju menuju puncak kawah Darajat Kabupaten Garu.
Di lokasi kolam renang. Ada
informasi dari sesama rekan dari Bandung ini. Bahwa air di Kolam Renang Darajat
itu, adalah air panas. Untuk bisa mandi di kolam air panas, tidak bisa langsung
terjun. Bila itu dilakukan, tubuh kita akan kepanasan, dan kita tidak akan
kuat. Hal yang perlu dilakukan, adalah dengan cara bertahap, sedikit demi
sedikit, dan setelah tubuh kita bisa
beradaptasi dengan kondisi air kolam, barulah kita bisa terjun langsung ke
kolam renang. Dengan teknik itu pulalah,
anak-anakku yang baru 2 tahun dan 4 tahun diajak berendam. Ternyata, dengan teknik seperti itu pula,
mereka bisa menikmati hangatnya air panas Kolam Darajat Garut, yang berlokasi
di Puncak.
Pelajaran yang ingin saya kemukakan, (1) walaupun ada rasa keterpaksaan, (2) namun dengan strategi adaptasi yang tepat, (3) kita akan mampu menikmati perjalanan hidup dengan baik. Itulah, yang saya dapatkan dari pengalaman renang di Kolam itu, dan perjalanan karirku selama ini.
0 comments:
Posting Komentar