Perubahan zaman terus terjadi. Di setiap titik kita melihat
ada perubahan situasi dan kondisi, termasuk dalam kaitannya dengan pekerjaan
kaum perempuan. Kelompok yang satu ini, termasuk pada kelompok social yang secara intensif mendapat perhatian
kalangan ilmuwan social. Bahkan dari konteks kajian ini, kekayaan teori dan
perspektif keilmuan berkembang sangat variatif.
Studi kewanitaan adalah bentuk nyata dari kepedulian banyak pihak terhadap kelompok yang satu ini. Sarah Rutherford, adalah salah satu dari orang yang memberikan perhatian seksama terhadap situasi perempuan zaman modern ini.[1] Mengutip pandangan dari Kat Banyard (Rutherford, 2011:7), diberbagai daerah di dunia ini, secara umum, berada pada posisi sebagai pekerja pelayanan (service).
Zaman menentukan lain. Setiap daerah memiliki keragaman yang
tinggi. Tetapi, secara umum, kebanyakan kaum peremp[uan, menurut Kat Banyard, berada pada posisi sebagai pekerja pelayan. Adapun jenis pekerja
pelayanan itu, biasa disebutnya sebagai pekerjaan 5C (cleaning, clerical work, caring, cashiering dan catering). Pertama, petugas
kebersihan (cleaning). Kaum perempuan bertugas sebagai petugas kebersihan. Cuci
piring, cuci pakaian, dan petugas kebersihan kantoran. Kemudian, caring, atau pelayan. Menjadi pengasuh
bayi, perawat orang jompo. Ketiga, petugas administrasi (clerical work), seperti sekertaris, atau petugs di fron office. Keempat,
bendaha (cashiering), dan terakhir yaitu
juru masak.
Sementara bagi orang Sunda, mungkin masih ingat, bahwa tugas perempuan itu tidak jauh dari urusan 4-Ur, adalah dapur, kasur, sumur, dan pupur. Urusan pekerjaan ekonomi rumah tangga (dapur), urusan dalam kaitannya sebagai istri (kasur), urusan kebersihan (sumur), dan urusan kecantikan (pupur). Hemat kata, pandangan ini, tidak jauh berbeda dengan pandangan Kat Banyard, yakni memosisikan kaum wanita berada pada posisi sebagai petugas pelayanan.
Tetapi, dengan perkembangan zaman, saat ini, sudah mulai
adanya perubahan. Kaum perempuan sudah bergerak memasuki wilayah pekerjaan yang
jauh lebih luas lagi. Bukan saja urusan 5C, atau 4 Ur. Karena di zaman sekarang
ini, sudah banyak kaum perempuan yang bekerja di Kantor dan atau di depan
monitor, atau tampil di layar monitor.
Tetapi dalam membincangkan pekerjana wanita ini, saya teringat sebuah joki yang memang patut direnungkan. Katanya, “kalau kaum pria, bekerja itu mulai dari terbit matahi sampai terbenam matahari, tetapi, kaum perempuan, bekerja dari mulai terbit matahari, sampai terbenam mata suami”.
Jika seorang pria lelah dari pulang kerja, mereka dapat
dengan seenaknya, tidur duluan tampa pamit kepada sang istri. Tetapi, sang istri
tidak bisa tidur, sebelum seluruh urusan rumah tangga beres, dan bahkan sebelum
mata suaminya “terbenam."
Itu artinya, pekerjaan dan beban kerja kaum perempuan itu sangat
panjang dan berat.
[1] Sarah
Rutherford. 2011. Women’s Work, men’s
Cultures. Palgrave Macmillan
0 comments:
Posting Komentar