Ramadhan itu, mirip bulannya therapi. Bulan konsultasi kesehatan, kepada ahlinya. Inilah, saat kita introspeksi ini, mengenai keluhan hidup selama 11 bulan lalu, dan di ramadhan kali ini, kita mencoba mentherapi ini, sesuai resep Qurani, guna meraih kesehatan jiwa, lahir bathin, dan mendapat kebahagiaan dunia akhirat. Inilah salah satu cara mengartikan
ramadhan, adalah memosisikan bulan ramadhan sebagai bulan therapy. Bukankah Qur'an itu, resep penyembuhan (asy-syifa')?
Mirip dengan kita berkonsultasi kesehatan ke dokter. Saat kita hadir di sebuah klinik, atau rumah sakit, atau tempat praktek kesehatan, kita langsung akan ditanya seorang dokter.
“ibu sakit apa?’, atau “apa keluhan
yang dirasakan sekarang ini..?”
Kadang, mendengar pertanyaan itu, kita bertanya-tanya. Mestinya, sebagai tenaga ahli kesehatan, tidak perlu nanya, langsung aja, periksa, gunakan alat dan teknologi, akan ketahuan deh, penyakit sang pasien. Tetapi, hal itu tidak selamanya dilakukan. Kalau, si pasien masih dalam keadaan sadar, kebanyakan tenaga kesehatan akan mengajukan pertanyaan seperti itu.
“iya, dok, saya sudah merasakan
keluhan ini, bahkan keluhannya sudah saya rasakan hampir 2 minggu
terakhir,sakit apa yahhh ?” ujar sang pasien.
“oh… tidak perlu khawatir, …” jawab dokter memberikan pesan penenangan, “ibu hanya mengidap gejala penyakit ini,..” ujarnya lagi, sambil menuliskan resep dalam secarik kertas, “tolong ini dibawa, dan minum obat sesuai anjuran yang ditulis dalam kemasan itu…?”
Selepas itu, kadang kita melakukan
perbincangan kecil dengan dokter, dan
kemudian keluar dari ruang dokter, dengan membawa resep yang sudah dituliskan
sang dokter.
Pada titik inilah, kita berpada pada posisis penting dalam hidup. Selepas kita mendengar mengenai penilaian sang ahli, mengenai penyakit kita, dan selepas kita memiliki resep penyembuhan penyakit yang kita idap, apa yang akan kita lakukan ?
Sahabat sekalian.
Posisi dan
keberadaan seorang muslim, pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan posisi
seorang pasien. Di bulan ramadhan ini, kita rajin berkonsultasi dengan tenaga
ahli, super ahli mengenai kesehatan mental hidup dan kehidupan, yaitu Allah Swt,
melalui paramedisnya, yaitu para ulama. Keluhan-keluhan
hidup kita, kita kemukakan didepan para
medis (perawat kesehatan), yaitu para ulama, dan kemudian para ulama
mengemukakan kembali resep penyembuhannya (Kitab Suci Al-Qur’an), mengenai
ragam obat hidup. Karena itu jugalah, Al-Qur'an pun biasa disebut asy-Sifa' (penyembuh). Apakah obat hidup itu kita manfaatkan ?
Menurut resep hidup dan kehidupan, yang diberikan Allah Swt, dan dijelaskan oleh paramedisnya (para ulama), bahwa shaum ramadhan adalah salah satu obat, untuk menyembuhkan penyakit mental dan social, apakah obat di konsumsi secara baik ?
Jangan salah resep, bila obatnya
tidak pernah diminum, dan kita tetap sakit. Jangan salahkan obat, jika kita
kambuh lagi, bila obat yang kita minum tidak sesuai dengan anjuran dokter !
Atau mungkin jadi, atau hati-hati, jenis obat dan dosis yang dikonsumsi tidak dimaksudkan untuk menyembuhkan penyakit yang anda idap sekarang ini ! karena memang, menjalankan shaum itu, bukan karena banyak hikmah, tetapi shaum itu adalah sebuah Perintah.
0 comments:
Posting Komentar