Just another free Blogger theme

Selasa, 01 Juli 2014



Ramadhan itu, mirip bulannya therapi. Bulan konsultasi kesehatan, kepada ahlinya. Inilah, saat kita introspeksi ini, mengenai keluhan hidup selama 11 bulan lalu, dan di ramadhan kali ini, kita mencoba mentherapi ini, sesuai resep Qurani, guna meraih kesehatan jiwa, lahir bathin, dan mendapat kebahagiaan dunia akhirat. Inilah salah satu cara mengartikan ramadhan, adalah memosisikan bulan ramadhan sebagai bulan therapy. Bukankah Qur'an itu, resep penyembuhan (asy-syifa')?


Mirip dengan kita berkonsultasi kesehatan ke dokter. Saat kita hadir di sebuah klinik, atau rumah sakit, atau tempat praktek kesehatan, kita langsung akan ditanya seorang dokter.

“ibu sakit apa?’, atau “apa keluhan yang dirasakan sekarang ini..?”

Kadang, mendengar pertanyaan itu, kita bertanya-tanya. Mestinya, sebagai tenaga ahli kesehatan, tidak perlu nanya, langsung aja, periksa, gunakan alat dan teknologi, akan ketahuan deh, penyakit sang pasien. Tetapi, hal itu tidak selamanya dilakukan. Kalau, si pasien masih dalam keadaan sadar, kebanyakan tenaga kesehatan akan mengajukan pertanyaan seperti itu.

“iya, dok, saya sudah merasakan keluhan ini, bahkan keluhannya sudah saya rasakan hampir 2 minggu terakhir,sakit apa yahhh ?” ujar sang pasien.

“oh… tidak perlu khawatir, …” jawab dokter memberikan pesan penenangan, “ibu hanya mengidap  gejala penyakit ini,..” ujarnya lagi, sambil menuliskan resep dalam secarik kertas, “tolong ini dibawa, dan minum obat sesuai anjuran yang ditulis dalam kemasan itu…?”

Selepas itu, kadang kita melakukan  perbincangan kecil dengan dokter, dan kemudian keluar dari ruang dokter, dengan membawa resep yang sudah dituliskan sang dokter.

Pada titik inilah, kita berpada pada posisis penting dalam hidup. Selepas kita mendengar mengenai penilaian sang ahli, mengenai penyakit kita, dan selepas kita memiliki resep penyembuhan penyakit yang kita idap,  apa yang akan kita lakukan ?

Sahabat sekalian. 

Posisi dan keberadaan seorang muslim, pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan posisi seorang pasien. Di bulan ramadhan ini, kita rajin berkonsultasi dengan tenaga ahli, super ahli mengenai kesehatan mental hidup dan kehidupan, yaitu Allah Swt, melalui paramedisnya, yaitu para ulama.  Keluhan-keluhan hidup kita, kita kemukakan didepan para medis (perawat kesehatan), yaitu para ulama, dan kemudian para ulama mengemukakan kembali resep penyembuhannya (Kitab Suci Al-Qur’an), mengenai ragam obat hidup. Karena itu jugalah, Al-Qur'an pun biasa disebut asy-Sifa' (penyembuh). Apakah obat hidup itu kita manfaatkan ?

Menurut resep hidup dan kehidupan, yang diberikan Allah Swt, dan dijelaskan oleh paramedisnya (para ulama), bahwa shaum ramadhan adalah salah satu obat, untuk menyembuhkan penyakit mental dan social,  apakah obat di konsumsi secara baik ?

Jangan salah resep, bila obatnya tidak pernah diminum, dan kita tetap sakit. Jangan salahkan obat, jika kita kambuh lagi, bila obat yang kita minum tidak sesuai dengan anjuran dokter !

Atau mungkin jadi, atau hati-hati, jenis obat dan dosis yang dikonsumsi tidak dimaksudkan untuk menyembuhkan penyakit yang anda idap sekarang ini ! karena memang, menjalankan shaum itu, bukan karena banyak hikmah, tetapi shaum itu adalah sebuah Perintah.
Categories:


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 comments:

Posting Komentar