Just another free Blogger theme

Senin, 19 Desember 2016

Hasil gambar untuk manajemen waktuJika sudah main, seringkali lupa waktu. Itulah yang terlihat dari perilaku dan kebiasaan anakku. Kedua anakku, baik yang usia 9 tahun, ataupun yang 7 tahun, memiliki kelakuan yang sama, bermain sampai lupa waktu.

Sore itu, hampir mencapai angka 12 orang anak sebayanya, hadir dan berkumpul di depan rumah. Mereka datang mengunjungi anakku, sejak adzan ashar berkumandang.  Mereka datang tidak sekaligus. Satu persatu persatu hadir ke rumahku, dengan maksud untuk mengajak anak-anakku bermain.
Tempat bermain yang dipilih tidak jauh, hanya depan di rumah. Jalan terbuka, jalan lalu lintas, jalan tempat lalu lalang orang, disulap menjadi arena permainan oleh anak-anakku, yang masih berusia dini.
Entah apa yang ada dalam pikirannya. Mereka, kelihatannya, nyaman dengan tempat bermainnya itu. Di lihat dari ukuran tempat bermain, tidak seberapa luas. Di lihat dari lokasi pun, riskan karena kadang ada kendaraan penduduk yang berlalu lalang. Tetapi bagi mereka, tempat itu malah ramai dijadikan arena bermain.
Hampir sudah satu bulan terakhir, mereka hadir di ruang bermain itu. Dalam satu bulan terakhir, depan rumahku, mendapat ramai dikunjungi anak-anak usia dini, dengan maksud untuk sekedar bermain. Bermain dan bermain. Kegiatannya pun, tidak lebih dari itu.
Gejala unik yang dapat kita lihat dari kegiatan mereka itu, adalah adanya kemampuan anak-anak untuk mengelola waktu.  Manajemen waktu bermain.
Khusus terkait hal ini, anakku, yang baru belajar bermain di luar, bersama teman-teman sepermainannya itu, merasakan adanya perubahan drastic dalam dirinya. Bagi anakku, bermain itu adalah hak pribadi anak-anak, tetapi mengatur waktu, adalah kewajiban dari setiap anak.
Dengan kesadaran itu, khusus untuk anakku, berusaha keras untuk menjaga aturan main yang diterapkan keluarga. Sehingga, kendati terlihat masih asyik dan menyenangkan, namun saat adzan maghrib berkumandang, anak-anak itu, dengan penuh kesadaran membubarkan diri, dengan sama-sama menyimpan janji, bahwa esok lusa akan kembali untuk bermain.
Di sinilah, kita bisa melihat bahwa bermain dihalapan rumah, bersama rekan-rekan yang lainnya, memberikan pelajaran karakter untuk bisa mengatur waktu. Anak sejak usia dini, dikondisikan untuk bisa bermain, dan beraktivitas sesuka hati, namun tetap memperhatikan aspek waktu.
Categories: ,


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 comments:

Posting Komentar