Idul adha. atau disebut juga hari raya qurban. Umat Islam di seluruh dunia, melakukan gerakan yang massal dan massif, melaksanakan ibadah qurban. Di hari ini, orang-orang yang mampu menunjukkan kepekaan, kepedulian, dan pengabdiannya kepada kehidupan.
Dalam sebuah kisah, seorang teman bertutur, di kompleks perumahannya, kendati hanya satu RW, tetapi kepeedulian dan kesungguhannya dalam menjalankan ibadah qurban, mengatakan "alhamdulillah, di kompleksku, ada banyak sapi, hampir 10 ekor lebih", ungkapnya dengan penuh antusias. "hampir setiap tahun, seperti itu.." tambahnya lagi.
Saat dikonfirmasi, tujuan pendistribusian daging kurban, dia menjelaskan bahwa daging itu ada yang dibagikan kepada warga sekitar, daerah-daerah sasaran, pesantren atau panti asuhan. Beruntung, karena warga di kompleks itu, memiliki kesadaran yang sama, yakni berkorban adalah untuk berbagi, bukan untuk mengumpulkan daging keluarga sendiri.
Sebagai panitia, kadang warga di kompleks itu, pada tidak mau membawa lebih banyak daging dari jumlah yang diterima warga lain. "Sama saja, .." tuturnya, saat menjelaskan jumlah bagian bagi panitia. Hal itu, dilakukan, karena mereka sadari bahwa disaat orang lain berkorban harga, maka para panitia itulah yang berkorban tenaga dan waktu. Maka dari itu, tidak ada orang di kompleks itu, yang menggunakan prinsip aji mumpung.
Indah rasanya. Jika kita mendengar kisah serupa itu. Indah rasanya, jika setiap warga di negeri ini memiliki spirit serupa itu. Tidak ada aji mumpung, untuk memperkaya diri sendiri, melainkan aji mumpung untuk mengabdi.
Mengapa disebut demikian ?
Pertama, di momen idul adha, atau hari raya Qurban, seorang muslim memiliki kesempatan untuk berbagi dengan warga sekitar. Di waktu inilah, sebagian harta yang dimilikinya, digunakan untuk berbagi kepedulian, kepekaan dan tanggungjawab dengan sesama.
Kedua, di momen idul adha atau hari raya Qurban ini, seorang muslim dapat berbagi peran untuk lingkungan sekitar. Sesuai dengan kemampuan dan keluangannya, mereka berbagi peran dalam menunjukkan pengabdian kepada masyarakat.
Ketiga, di momen idul adha atau hari raya Qurban ini, Islam secara massal dan masif untuk menyuntik pemberdayaan ekonomi masyarakat. Ada banyak sektor yang terdorong dengan perayaan idul adha ini. Bukan masalah mudik atau silaturahmi ke saudara, namun sektor ril ekonomi, khususnya peternakan dan pendukung perayaan qurban menggeliat secara nyata.
Berdasarkan pertimbangan itu, maka tidak aneh, bila kemudian dapat dikatakan, bahwa idul adha adalah aji mumpung seorang muslim untuk berbagi kasih sayang dengan sesama.
0 comments:
Posting Komentar