Just another free Blogger theme

Senin, 12 Mei 2025

Entahlah. Apakah pertanyaan ini, telat, atau tepat waktu. Dalam narasi ini, penulis sengaja mengajukan pertanyaan, mengenai bagaimana sejarah pemikiran Geografi Indonesia ?  Sekali lagi, kita bermaksud untuk mengetahui sejarah pemikiran Geografi Indonesia, bukan sejarah Geografi Indonesia. 

Untuk pertanyaan yang terakhir, dapat dengan mudah kita temukan sejumlah karya akademik yang mengurai geografi Indonesia. Kita dapat dengan mudah merujuk pada Geologi Indonesia karya van Bemmelen, atau yang serupa itu lagi. Tetapi,  pertanyaan pertama, atau yang diterakan dalam judul narasi ini, dimaksudkan untuk mengetahui sejarah pemikiran Geografi Indonesianya.

JA Katili,  sebagai pakar Geologi dari kampus ITB, memiilki karya induk (babon) yang menjadi rujukan penting bagi pembelajar Geologi Indonesia, dan atau Geografi Indonesia. Karya akademiknya ini, menjadi acuan penting dalam pemikiran-pemikiran Kegeologian di Indonesia. 

Sejak zaman kolonial, dunia persekolahan kita sudah mengenal ilmu Geografi. Walaupun saat itu, masih dinamakannya ilmu bumi Indonesia. Wacana itu, sudah kita kenal bersama.  Dengan kata lain, wacana mengenai kajian Kegeografian Indonesia, di Indonesia, sudah cukup lama kita dapatkan, rasakan, dan pelajari. Sehingga, kita tidak mengalami kesulitan untuk hal yang satu ini. 

Sekali lagi, terkait dengan pertanyaan kita kali ini, masih terbuka untuk diperdebatkan, dan atau malah masih terbuka untuk terus dieksplorasi keberadaannya. 

Mengapa demikian ? 

Pertama, pertanyaan ini mengarah pada eksistensi pemikiran Geografi Indonesia. Sisi yang ditujunya, adalah sosok. Sosok pemikir Geografi yang lahir, dan tumbuhkembang di Indonesia. Tentunya, untuk mengeksplorasi hal ini, kita akan dipaksa untuk mengenali tokoh-tokoh Geografi.  


Bagi generasi tahun 1990-an, tentunya akan menyebutkan dengan cepat J.A Katili (1929-2008), I Made Sandy, Surastopo, Bintarto, atau Nursid Sumaatmadja. Tentunya, lebih banyak lagi, selain nama-nama itu.  Namun demikian, mereka itu, layak dapat diposisikan sebagai salah satu pemegang estafet pemikiran Geografi Indonesia.  Terlebih lagi, bila kemudian mempertimbangkan sejumlah faktor untuk menunjuk seseorang sebagai seorang ahli Geografi.

Salah satu pemikiran yang melegenda dalam kajian Geografi, adalah definisi Geografi.  Hasil IGI 1988, Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan, dan perbedaan fenomena geosfera, dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan. Bagi mahasiswa pendidikan Geografi, di tahun 1990-an, rasanya, akan sangat kenal dengan batasan-keilmuan disiplin ilmu yang dibanggakan ini.

Apakah setelah itu, ada pembaharuan definisi baru ? 

Lha, apakah memang harus ada pemaknaan baru terhadap definisi Geografi tersebut ? Bila tidak ada perubahan, apakah hal itu menunjukkan ada kematian-geografi dari kehidupan ini ? 

Dari sudut pandang terbalik pun, kita dapat mengajukan pertanyaan, disaat ada perubahaan tata-guna permukaan bumi, dan juga pesatnya pengetahuan, sains dan teknologi, apakah gejala ini tidak mempengaruhi pemaknaan kita terhadap geografi ?

Geografi mempelajari fenomena di permukaan bumi. Bagaimana bila kemudian orang sudah mencoba mengarahkan pandangannya terhadap "geografi mars" atau "geografi esktraterestrial" ?

Setuju, penggunaan istilah geografi untuk 'geografi mars' menjadi tidak tepat, karena bisa jadi seharusnya 'marsgrafi' (mempelajari permukaan mars) atau moongrafi (ilmu yang mempelajari keragaman fenomena permukaan bumi). Namun, bila kita memanfaatkan konsep "geografi" sebagai konsep generik, maka sebutan geografi mars, geografi venus, atau geografi ekstraterestrial menjadi hal yang unik untuk dinarasikan di esok hari.

Sekali lagi, maksud kita di sini, adalah bila perkembangan ekologi ini sudah tampak, apakah makna dan  hakikat Geografi tidak mengalami perubahan ? 



Categories:


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 comments:

Posting Komentar