Just another free Blogger theme

Jumat, 28 November 2025

"Pak, kami dari pihak sekolah, tidak sekedar menanamkan keterampilan tetapi juga sikap..!" ujar seorang pembimbing Praktek Kerja Lapangan (PKL).  Mendengar itu, sebagai orangtua siswa, tentunya, bisa mendengar dan menyimak penjelasan mengenai  maksud dan tujuan itu. Kemudian, dia pun memaparkan kondisi karakter generasi milenial.


"dalam pengalaman kami,   lulusan dari sekolah kita ini, kalau bekerja, sering menjadi kutu loncat. Tidak betahan.  Baru kerja sebulan, sudah resign. Kemudian di tempat barunya, pun demikian lagi. Kasusnya, ternyata bukan dilakukan oleh satu orang, tetapi beberapa orang sudah dilaporkan oleh pihak perusahaan..." paparnya, dihadapan kami, dan anak kami saat itu.

Kamis, 27 November 2025

Menarik, bila kita memperhatikan keberanian Presiden Prabowo dalam hari-hari pertama, di tahun kedua ini. Setelah sebelumnya, memberikan Abolisi kepada Tom Lembong, kemudian Hasto Kristiyanto mendapatkan Amnesti, dan minggu ini, kita mendapat informasi bahwa Ira Puspadewi mendapat rehabilitasi.



Pertanyaannya sudah tentu, adalah "apa itu, mengapa itu, dan bagaimana implikasi  lanjutan hukumnya dalam konteks penegakkan hukum ?" Masalah inilah, kiranya, hal-hal yang perlu dinarasikan bersama. Hal ini penting kita lakukan, sehingga jangan sampai, ada kesalahpahaman diantara kita, atau prasangka buruk terhadapnya.

Senin, 24 November 2025

Informasi minggu ini, kasus Ira Puspadewi menjadi viral. Dirut ASDP (Angkutan Sungai, Darat dan Penyebrangan) itu, divonis penjara 4,5 tahun, dengan alasan merugikan negara sekitar 1,25 trilyun, atau di berita yang lainnya, yakni menguntungkan  PT Jembatan Nasional.



Uniknya, dalam pemberitaan terkait kasus ini, di beberapa media sosial, ada narasi lain yang sangat berbeda, bahkan nyaris ekstrim. Marilah kita diskusi, bukan dalam konteks pemikiran hukum, namun dalam konteks pemikiran rakyat biasa.

Jumat, 21 November 2025

Pengalaman kita hari ini, dan sudah berjalan hampir 1 tahun lamanya. Mungkin juga, akan terus berlanjut ke masa depan. Kita semua, khususnya masyarakat yang mengikuti perkembangan kasus di media sosial, ramai membincangkan keabsahan ijazah, baik terkait pejabat negara di pusat, maupun pejabat negara di daerah. Media massa, baik media sosial maupun media elektronik, tidak henti-hentinya memubilikasikan konten ini, dengan sangat massif, dan terus dijadikan sajian utama kepada masyarakat.


Di sini  saya, tidak akan mengomentari masalah konten kasus di maksud. Karena kebetulan ini, membaca buku karya Clifford Geertz, jadi terenyuh untuk membincangkan masalah metodologi penarasian dalam sebuah konteks keilmuan. Maksudnya saya akan membincangkan inspriasi dari Hayat dan Karya, dari tulisan Geertz dalam memotret fenomena yang sedang terjadi saat ini, di lingkungan kita.

Sabtu, 15 November 2025

Hari itu, 13 November 2025, mendapat pencerahan dari narasumber kepramukaan. Saat itu, sang narasumber, Kaka Pelatih dari Pramuka memberikan sebuah ilustrasi mengenai sejumlah anggota Pramuka yang sudah meraih tingkatan Garuda. Ada siaga Garuda, Penggalang Garuda, Penengak Garuda dan juga Pandega Garuda. Luar biasa. Mantap dan keren.


Peserta Kursus Orientasi Kepramukaan, dibuatnya kagum, dengan kehadiran sang Garuda tersebut. Tentunya, selepas menyaksikan hal itu, muncul pertanyaan dasar namun konyol, "gimana caranya, mereka mengatur waktu hidup, sehingga bisa meraih Garuda?" lebih lanjut dari itu, para penggumam itu, setidaknya saya merasakan, "kok bisa, sementara di sekolahku, jumlah peserta didik pramuka itu, dari tahun ke tahun, jarang beranjak jauh dari jumlah jari tangan dan kaki, disamping itu pun, raihan tertingginya  kadang sekedar Bantara atau Laksana..".

Jumat, 14 November 2025

Tanpa mengurangi rasa hormat kita kepada Sir Robert Stephenson Smyth "Baden-Powell", Bapak Pandu sedunia. namun, hal ini, rasanya ingin dicurhatkan di ruang ini. Baden-Powell (22 Februari 1857 – 8 Januari 1941), dikenal sebagai BPbipi atau Lord Baden-Powell, adalah letnan satu umum di tentara, penulis, dan dikenal sebagai pendiri Gerakan Kepanduan se-dunia.



BP lahir di London. Karir dan kemampuannya sangat mengagumkan. Dia dikenali sebagai seniman, penulis, bahkan sempat menjalani tugas sebagai Inspektur Jendral Kavaleri di tahun 1903. Bahkan, pernah pula ditugas ke luar negeri, dan menjalani peperangan di luar negaranya. Pengalaman hidup, dan prestasi hidup yang luar biasa itu, sangat dikenal oleh kalangan pramuka di Indonesia (terlebih lagi di dunia).

Kamis, 13 November 2025

Hari ini, mendapat pencerahan. Ketercerahannya diri ini, ada yang bersumber dari narasumber, dan ada pula yang bermula dari sesama peserta. Peseta Kursus Orientasi Pramuka.


Ketercerahan ini, setidaknya adalah mampu memetakan keragaman penafsiran di level lapangan terhadap makna wajibnya Pramuka sebagai ekstrakurikuler di jenjang pendidikan dasar dan menengah.  Penulis merasakan, bahwa dari obrolan di hari ini,  kendati, sikap yang muncul masih tetap melahirkan keberagaman, namun, pemetaan mengenai makna wajib ini, menjadi penting untuk dikomunikasikan.

Rabu, 12 November 2025

Saya, agak kurang paham maksudnya. Tetapi, teks dan penjelasan sederhananya, sangat jelas. Sang penutur, yang menjadi Andalan Pramuka, saat memberikan materi Kursus Orientasi Kepramukaan, mengatakan, bahwa "generasi alpa ini, hidup dengan suasana tanpa doktrin". 



Generasi Tanpa Doktrin, terdengar kuat dalam narasi di Kursus Orientasi Kepramukaan tersebut. Sepintar, terdengar bahwa di generasi ini, tidak ada narasi yang tunggal, dan mereka memiliki keleluasaan untuk lebas dari ikatan narasi tunggal. Generasi ini, mendapat isme baru dari media sosial dan informasi di dunia maya, terkait ragam narasi atau doktrin. Sehingga, doktrin kehidupan, bahkan termasuk dokrin agama sekalipun, tidak menjadikannya terikat terhadapnya.