Just another free Blogger theme

Selasa, 21 November 2023

Istilah dinasti, muncul ke permukaan. Banyak yang melakukan pengulasan  mengenai konsep dinasti ini, dan banyak pula yang memiliki pandangan bersebrangan. Sehingga, bagi kita yang ada di luar kekuasaan, merasakan ada satu khazanah keilmuan yang sebelumnya tak terbayangkan. 


Sejak SD, kita sudah diberi penjelasan, bahwa dalam sistem kerajaan, mereka yang menjadi raja, tidaklah jauh dari anggota keluarganya. Kalau Bapaknya raja, yang anaknya juga akan menjadi raja, kelak dikemudian hari. Hal itu adalah biasa. Sudah diterima oleh masyarakat, dan menjadi tradisi di tengah masyarakat Indonesia.

Hal yang unik, dan membedakannya, dan mungkin ini menjadi jarang terungkap, bahwa putra calon pengganti raja itu, sudah dikondisikan sejak awal. Maka karena itulah ada yang disebut PUTRA MAHKOTA. Di negara kita, memiliki sebutan yang kata terkait hal ini, misalnya Mahamantri I Hino, Pangeran Putra, Adipati Anom atau Sultan Muda. Mereka umumnya, diberikan gelar kepada putra pertama laki-laki.

Mengapa harus ada PUTRA MAHKOTA, dan ditetapkan sejak dini oleh kerajaan ? satu diantara sekian alasan, setidaknya melakukan pengkondisian psikologis dan politik kepada calon suksesor kekuasaan. Rakyat tidak dihadapkan pada raja yang ujug-ujug yang tidak disiapkan mental, fisik dan kemampuannya.

Kecuali dalam keadaan memaksa atau darurat, misalnya, putra mahkota meninggal dunia, atau berhalangan hadir, maka penunjukkan putra mahkota ditengah jalan menjadi penting. Tetapi bila tidak demikian, maka putra mahkota akan ditentukan sejak dini.

Dengan kata lain, dinasti adalah proses reproduksi kekuasaan yang dilandaskan pada satu ikatan darah, dari generasi ke generasi kekuasaan diberikan kepada keturunannya. Sistem ini berjalan dan berkembang dalam sistem  monarki atau kerajaan. Sementara, dalam sistem demokrasi, reproduksi kekuasaan dikemas dan dikembangkan dengan sistem pemilihan.

Tetapi memang, tidak semua putra mahkota dinantikan oleh rakyat. Kita mengetahui ada Duryudona, adalah putra makhkota yang sangat kontroversial, atau antagonis. Duryudona adalah putra mahkota kerajaan Kurawa, yang menjadi musuh Pandawa, dan dianggap sebagai pemicu peperangan dengan Pandawa. Sang Raja, demi cinta kepada anaknya, yakni kepada Duryudona, apapun keinginannya dikabulkan. Para guru dan ksatria gagah perkasa pun, tunduk patuh keapda Putra Mahkota. Sehingga, perbuatannya sang Putra Mahkota itu, melebihi dan melanggar kewenangannya.

Berdasarkan pertimbangan itu, kita dapat menarik pelajaran bahwa putra mahkota itu, ada sebagian yang dinantikan rakyat, tetapi ada juga yang dinistakan rakyat banyak.

Categories: ,


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 comments:

Posting Komentar