Just another free Blogger theme

Senin, 22 Januari 2024

Tidak semua orang bisa membuat pertanyaan. Atau, tidak semua orang bisa bertanya, apalagi kalau bertanya-tanya, dan mempertanyakan. Tidak semua orang bisa melakukan hal demikian. 

Lha, mengapa demikian ?

Pengalaman sebagai tenaga pendidik. Bila sudah menjelaskan sesuatu hal dihadapan peserta didik, dan kemudian mereka diberi kesempatan bertanya, maka banyak pengalaman yang terjadi itu, adalah 'sepi'. Sepi pertanyaan. Bahkan, andaipun ada anak yang mengajukan pertanyaan, kualitas pertanyaannya pun, standar, biasa saja, belum sampai pada tingkat kritis. Bentuk pertanyaannya, masih sangat sederhana, misalnya dalam bentuk "apa, mengapa, contohnya apa?" atau sejenis pertanyaan serupa itu.





Pengalaman beberapa hari lalu, terjadi pula di sebuah forum online. Saya mengikuti kegiatan webinar, online. Sejumlah peserta adalah profesional, bahkan banyak yang bergeral sarjana dan lebih dari sarjana. Uniknya, selepas si presenter menyelesaikan tugasnya, dia pun mengajukan kesempatan kepada peserta untuk diskusi atau tanya jawab. 

Apa yang terjadi ? 'sepi'. Sepi pertanyaan. Andaipun ada yang dipaksa memberikan komentar, maka diapun lebih banyak menyampaikan paparan pandangannya, dan tidak menyampaikan pertanyaan atau mempertanyakan gagasan yang disampaikan oleh pemapar terdahulu.

Mengapa menyusun pertanyaan itu sulit ? atau, mengapa tidak banyak orang bisa membuat pertanyaan ?

Di sinilah, kita bisa menemukan satu kondisi faktual dalam kognisi kita. Kondisi yang dimaksudkan itu adalah faktualnya, tidak bisa membuat pertanyaan, kalau tidak berpikir. Tidak bisa menyusun pertanyaan, kalau kita tidak memahami sesuatu. Orang yang bisa bertanya, adalah orang yang bisa memahami sesuatu, walaupun mungkin baru sebagian. Karena baru paham sebagian, maka sebagiannya lagi, kemudian diajukan dalam bentuk pertanyaan. Atau, kalaupun sudah paham, namun untuk mendapatkan keyakinan terhadap pemahaman yang dimilikinya, maka dia mengajukan pertanyaan sebagai bentuk konfirmasi. Dengan demikian, jelas dan tampak sudah bahwa bertanya itu pada dasarnya adalah berpikir.

Dengan penegasan ini pun, kita sudah memosisikan diri, bahwa orang yang menganggap bahwa penanya atau orang yang bertanya, sebagai orang yang kurang cerdas, adalah keliru. Jika ada orang yang mengatakan bahwa yang tidak bertanya lebih paham dari orang yang bertanya, adalah juga keliru, karena bisa jadi, orang bertanya, jusrtu adalah orang sangat paham masalah, namun kemudian dia bermaksud untuk menemukan konfirmasi dan pemastian terhadap masalah yang sedang dipelajarinya.


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 comments:

Posting Komentar