Ini adalah sekedar kisah. Kisah seorang anak, yang tengah bermaksud untuk mencari pengetahuan. Di lihat dari lokasi, tidak jauh dari ibukota Jawa Barat. Masih di Bandung. eh,maaf, dianya sendiri sebenarnya, tinggalnya di Kabupaten Bandung, jadi berbeda administasi dengan penulis ini. Namun, kendati berbeda secara administrasi, kalau sekedar di lihat jarak, ya, tetanggaan. Ibarat kata, kaki kanan di Kota, kaki kiri di Kabupaten. Hal itu terjadi karena, pemisahan ini hanya pada satu kampung saja.
Tetapi, yang menjadi sualan adalah saat dia bermaksud belajar di madrasah kami di sini, ternyata, ada kisah yang menarik. Mengapa pilih madrasah ini ?
Pertanyaan sederhana, dan dijawab dengan singkat, "banyak kendaraan yang bisa dipakai." Mungkin maksudnya itu, dia bisa milih-milih kendaraan yang bisa digunakan untuk tranportasi ke sekolahnya. Dia bisa naik motor sendiri, sepeda, ojeg, angkutan umum, atau angkutan kota, bahkan dengan jalan kaki pun bisa. Perbedaan pilihan cara itu, hanya akan membedakan masalah pengorbanannya saja, baik pengorbanan materi maupun tenaga dan waktu.
Betul. Jadi masalah keterjangkauan itu, ternyata ada empat pokok yang bisa dijadikan bahan pertimbangan.
Pertama, saluran transportasi. Ada berapa banyak alternatif saluran transportasi yang bisa mengantarkan seseorang ke satu lokasi. Semakin banyak, semakin tinggi nilai keterjangkauannya. Begitu pula sebaliknya, semakin sedikit semakin rendah nilai keterjangkauannya. Mungkin untuk gaya-gayaan, dapat disebutnya indeks keterjangkauan dipengaruhi oleh jumlah saluran transportasi.
Kedua, bukan hanya salurannya, tetapi moda transportasinya. Mungkin jadi, jalan raya cuma ada satu, tetapi untuk sampai ke satu lokasi itu, kalau bisa menggunakan banyak alternatif maka akan meningkatkan indeks keterjangkauan. Sebut saja, jalan toll ada, tetapi sepeda dan beca tidak bisa lewat ke saluran tersebut. Indeksnya dapat disebut rendah.
Ketiga, nilai pengorbanan. Nilai pengorbanan itu, bisa berupa materi, waktu atau biaya operasional. Mungkin jaraknya dekat, hanya 5 km, tetapi kalau moda yang digunakan harus pesawat terbang, dengan biaya mahal, maka indeks keterjangkauannya rendah, dan hanya bebeapa orang yang bisa mengaksesnya.
terakhir, dampak akhir. Tindakan manusia kerap menggunakan ukuran efisiensi dan efektivitas untuk mengukur kebutuhannya. Demikian pula dengan keterjangkauan. Jika biaya mahal, dengan hasil yang kecil, akan mengurangi indeks keterjangkauan.
bagaimana menurut pembaca...!
0 comments:
Posting Komentar