Just another free Blogger theme

Jumat, 26 Januari 2024

Saya termasuk orang yang tidak kreatif. Setidaknya itulah kesadaran diri. Maaf, sikap ini, bukan menunjukkan diri ini, sebagai orang yang minder, atau pesimis, atau berpikiran negatif. Tidak. Sikap ini, setidaknya, dilandasi oleh kesadaran diri, mengenai karakter dan kualitas diri, yang selama ini tumbuhkembang.



Lantas, apa yang menyebabkan, saya berani menulis sana-sini, tentang ini dan itu ? bukankah gejala itu, adalah bentuk dari kreativitas ?

Sekali lagi, kalaupun orang lain, hendak menilai serupa itu, ya, tidak apa-apa. Tetapi, bila kemudian mereka menanyakan sisi kreativitas yang saya lakukan, ya, bisa jadi, jawabannya tidak akan memuaskan. Karena, secara pribadi, saya belum masuk ke wilayah kreasi dan atau menjadikan diri sebagai orang yang kreafi.

Tetapi, bukankah, saya dulu sudah pernah menulis buku dengan tema 'mengembangkan berpikir kreatif', ?

Betul, saya pernah menulis buku dengan tema itu, dan sudah diterbitkan, dan bahkan sudah banyak yang menggunakan buku itu sebagai rujukan. Alhamdulillah, bila kemudian ternyata beberapa ide yang ada dalam buku itu, membantu teman-teman lain, atau para peneliti muda, atau para pembelajar dalam memahami fenomena ata gejala kreativitas dalam diri manusia. Ide dan harapan diri untuk bisa mengembangkan kreativitas sudah pernah dituangkan dalam buku atau karya tersebut. 

Apakah dengan menulis buku mengenai kreativitas, menunjukkan saya sudah kreativ? pertanyaan serupa, apakah kalau ada orang yang menulis tentang sepakbola, berarti dia bisa sepakbola ? apakah kalau ada orang yang menulis tentang renang, berarti dia bisa renang ? jawabannya bisa diperbincangkan.

Namun ada satu hal mendasar, yang ingin disampaikan di sini, sebagai bagian dari mejawab pertanyaan tadi, dan juga menyakinkan posisi diri dalam konteks pengembangan diri. Sekali lagi, saya tidak memaksudkan diri sebagai orang yang kreatif, tetapi andai hendak diposisikan pun, saya adalah masuk dari kategori orang yang terbiasa dengan berpikir inkubatif.

Apa yang dimaksud dengan berpikir inkubatif ?

Saya pinjam dulu, definisi inkubasi dalam konteks biologi. Masa inkubasi adalah selang waktu yang berlangsung antara pajanan terhadap patogen hingga gejala-gejala pertama kali muncul. Sehubungan dengan penyakit menular, masa inkubasi merupakan waktu yang diperlukan oleh patogen untuk berlipatganda hingga dapat menimbulkan gejala pada inangnya.

Dengan memanfaatkan definisi biologi, kita hendak mengartikan berpikir inkubatif melampaui beberapa tahapan siklus.

Pertama, orak atau pikiran manusia adalah inang, atau teman bersemainya ide dan gagasan. Sebagai inang, pikiran atau otak manusia, bisa tumbuhkembang seiring selaras dengan asupan atau virus yang masuk ke dalamnya. Ide atau gagasan adalah virus atau asupannya.



Kedua, setiap asupan (patogen) akan masuk dalam inang (otak manusia) kemudian akan mengendap dalam beberapa waktu. Saya sendiri, kadang, kalau dalam diskusi, tidak bisa mengikuti pembicaraan dengan cepat. Tetapi, setelah beberapa saat, khususnya ketika patogen-gagasan itu masuk ke dalam otak, kemudian mengendap dulu, berulah kemudian, "oh.... itu maksudnya". 

Ketiga, dalam tahapan ketiga, patogen-gagasan itu akan berkembang-biak, seiring selaras dengan lingkungan-nalar sendiri. Saya sih berharap, patogen itu sudah bisa berkembang-biak dengan baik dan lebih baik, sehingga akan keluar dari penalaran  kita ini, sebagai sebuah penalaran hasil perkembangbiakan dalam pikiran.

Kalau inangnya memiliki kualitas yang buruk, patogen-ide akan mati lemas, atau hidup tidak berkembang. Ide dan gagasannya hanya mengeluarkan organisme (gagasan) yang mengulang, seperti halnya saat masuk. Orang seperti ini, tidak mengkreasi atau tidak mengolah ide menjadi gagasan-asli dirinya sendiri.

Berdasarkan pertimbangan itu, maka yang dimaksud dengan berpikri inkubasi itu adalah memanfaatkan ide orang lain, kemudian diendapkan, direnungkan, dan dikembangkan sesuai dengan hasil pengolahan diri sendiri. Bahkan, bisa jadi, dan tidak menutup kemungkinan, akan kita kembangkan ke dalam penalaran lain yang lebih kaya dan memamahbiak. 

Dengan prinsip inkubatif ini, otak dan penalaran kita, diposisikan sebagai 'kawah candradimuka' dalam menggodok dan beternah ide dan gagasan. Walaupun kita sadar, bahwa embrio gagasannya tidak mesti dan tidak selamanya dari diri kita sendiri. Inilah yang menjadi alasan, kenapa saya tidak merasa berhak untuk menjadi orang kreatif, tetapi yakin dalam posisi pemikir inkubatif ! 

Apakah produk dari inkubasi pemikiran, akan selalu melahirkan ide yang baik ? bagaimana kemudian malah melahirkan gagasan monster yang jahat ?????

Categories: ,


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 comments:

Posting Komentar