Tidak semua paham. Mungkin inilah, yang bisa digaris bawahinya. Karena ketidakpahamannya itulah, maka kemudian, dia melakukan tindakan yang tidak diperlukan. Sebagai pengguna jasa hotel, bisa jadi dia menganggapnya, ada beberapa barang yang ada dalam kamar, sebagai milik dari tamu hotel. Mungkin. Mujngkin begitu. Walaupun, logika itu agak kacau (absurd), namun, bisa jadi, pemikiran itu ada di sebagian benak para tamu hotel.
Sudah tentu, bagi sebagian orang lain, logika itu tidak bisa diterima. Tidak masuk nalar umum. Sebab, aspek kita beli dari jasa hotel itu, adalah tempat, dan juga sejumlah hal yang habis pakai. Sementara asesoris lain, termasuk kelengkapan yang ada dalam hotel, tidaklah masuk dalam kategori yang dijual belikan, tetapi hanya dijual-jasakan saja. Karena itu, misalnya barang seperti handuk atau sendal, pada dasarnya, bukanlah sesuatu yang bisa diambil pulang oleh si pengunjung hotel.
Tetapi, memang, tidak semua orang paham dengan hal-hal kecil demikian. Maka, karena itu, tidak mengherankan, bila kemudian ada diantara pengunjung yang nakal dengan membawa pulang barang-barang hotel.
"Aduh, malu, benar-benar malu..." ungkap seseorang yang melihat teman satu kendaraannya melakukan hal itu, Kelakuan orang itu, tampak ketika saya, baru keluar dari sebuah hotel, kemudian melihat ada keributan kecil antara petugas hotel, dan petugas travel dengan beberapa penumpang.
Drama kecil sempat terjadi. Namun, kelihatannya, pihak pengunjung dapat menyelesaikan dengan cepat, dan pihak hotel pun, tidak memperpanjang masalah itu dengan cara menariknya ke ranah meja pengadilan. Hanya saja, tampak sejumlah orang dalam rombongan itu, agak cemberut. Cemberut, dibuat malu oleh kelakuan satu diantara anggoat penumpang tersebut.
0 comments:
Posting Komentar