Just another free Blogger theme

Jumat, 01 Desember 2023

Derita. Satu istilah yang ada dalam kamus hidup kita. Jika, bisa, sebenarnya, kita tidak mau, memiliki kata ini dalam kehidupan kita. Namun, hampir dapat dikatakan, setiap orang pasti beririsan dengan kata ini.  Mungkin  perbedaannya, hanya soal bentuk, dan intensitasnya. Namun, secara umum, setiap orang, pasti pernah merasakan derita atau penderitaan ini.


Apakah, derita dan penderitaan, adalah sesuatu yang objektif ?

Untuk sekedar bahan diskusi, misalnya dalam kamus Bahasa Indonesia ada penjelasan bahwa kata derita itu mengandung makna "......sesuatu yang menyusahkan yang ditanggung dalam hati (seperti kesengsaraan, penyakit)". Sementara kalau istilah menderita, "menanggung sesuatu yang tidak menyenangkan".

Tanpa bermaksud untuk merendahkan kualitas musibah atau bencana yang menimpa saudara kita, namun kadang kita pun, pernah melihat ada anak-anak yang bisa tetap cerita kendati orangtuanya meninggal, atau  kendati ada musibah yang menimpa keluarganya.  Mengapa hal itu terjadi ?

Betul, anak-anak kita pun, akan merasa takut dan menangis jika ada musibah terjadi. Namun, hal itu, terjadi manakala anak-anak kita merasakan dampak fisik atau tekanan emosional terhadap dirinya. Namun, bila perasaan dan fisiknya tidak tersentuh, taruhlah, seperti seorang cucu yang tampak masih tetap ceria, kendati nenek atau kakeknya meninggal dunia. Pertanyaannya, apakah cucu-cucu itu tidak merasa sedih, dan tidak menjadikan kehilangan anggota keluarga tersebut sebagai sebuah penderitaan ?

Di sinilah, pertanyaan mengenai, status penderitaan atau derita itu, apakah bersifat objektif atau subjektif. Pertanyaan ini, diharapkan dapat memberi bantuan solusi atau pemecahan masalah tehadap apa yang ada dan terjadi di sekitar kita.

Dalam pengertian lain, mohon maaf, bisa jadi, yang dimaksud derita dan penderitaan itu, pada dasarnya adalah sebuah kondisi subjektif seseorang. Selagi orang itu, melihatnya sebuah kejadian sebagai beban, maka akan melahirkan sebuah derita dan penderitaan terhadap dirinya, Namun bila dia bisa melihat sesuatu dari sisi lain, yang berbeda dari rasa itu, maka dia akan menemukan nilai positif dari kejadian tersebut.


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 comments:

Posting Komentar